Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Sesri Engla S
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Keresahan dan kemarahan warga Riau akibat kabut asap di sosial media akhirnya mendapat respon dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitter resmi Presiden SBY.
Penelusuran Tribun Pekanbaru (Tribunnews.com Network), Aksi #MelawanAsap di sosial media ini gencar dilakukan sejak Kamis sore. Setiap postingan Twitter yang ditulis menggunakan hastag #MelawanAsap.
Tidak hanya di Twitter action ini juga dilakukan melalui sosial media seperti Facebook, Path, blog dan sosial media lain. Aksi melalui sosial media ini pun akhirnya mendapat respon dari Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono.
Melalui akun @SBYudhoyono, SBY mengatakan bahwa ia memahami apa yang tengah terjadi di Riau saat ini. Kebakaran ladang dan asap ini disamping disebabkan oleh cuaca yang ekstrim, juga karena pendidik dan perusahaan yang membakar ladang.
Ia juga mengatakan sebenarnya pemerintah pusat dan daerah, BNPB, serta TNI dan Polri sudah berusaha untuk mengatasi, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Dalam twit berikutnya Presiden menuliskan "Kita perlu bekerjasama, perlu dibangun tanggung jawab dan kesadaran bersama untuk berhenti membakar ladang secara serampangan. Meskipun Polri telah tetapkan 37 tersangka dan mereka akan diadili, tetapi kalau setiap tahun masih membakar bencana akan terjadi lagi".
"Malam ini saya telah instruksikan lagi agar para menteri terkait segera lakukan operasi tanggap darurat dengan gunakan semua cara dan alat," katanya dalam twit yang diberi tanda *SBY* tersebut.
Presiden ingin para pejabat daerah di Riau berdiri paling depan untuk cegah dan tangani asap ini. Mengapa terus terjadi dan rakyat jadi korban.
"Jika dalam waktu 1-2 hari ini Pemda Riau dan para menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan dan pengendalian akan saya ambil alih," tulis SBY lagi.
Kicauan Presiden SBY di akun resminya ini mendapat sambutan di linimasa. Kicauan tersebut langsung di-retweet oleh masyarakat yang memantau akun twitter tersebut. Bahkan banyak yang mencapture twitter Presiden dan kemudian menyebarkannya ke jejaring sosial lainnya.