Laporan Wartawan Tribun Jogja Dwi Nourma Handito
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, akan membangun Stasiun Monitoring Gas di Puncak Merapi.
Rencana tersebut, menyusul Gunung Merapi yang kembali menunjukkan gejala erupsi, Kamis (27/3/2014).
Kepala BPPTKG Yogyakarta Subandriyo menyebutkan, embusan yang terjadi disebabkan adanya pelepasan gas dari perut Merapi.
"Itu karena kandungan gas di dalam Merapi sangat tinggi. Biasanya, kejadian embusan terjadi diakibatkan karena adanya beberapa faktor, seperti gempa tektonik dan gempa vulkanik dalam," kata Subandriyo, Jumat (28/3/2014).
Dengan adanya stasiun itu, BPPTKG akan memeriksa sampel gas Merapi secara rutin, yakni sekali dalam sebulan.
Selain itu, kata dia, stasiun itu juga bisa memantau kalau ada kenaikan aktivitas gas di Merapi yang bisa menimbulkan embusan.
"Kami akan mendesain peralatan, seperti stasiun monitoring gas yang bisa memantau emisi gas termasuk CO2 yang bisa termonitoring secara real time," terangnya.
Subandriyo berharapkan, stasiun monitoring gas tersebut bisa terealisasi pada tahun ini. Nantinya, peralatan stasiun monitoring gas tersebut akan dipasang di gunung Anyar dekat puncak.