Laporan Wartawan Tribunnews, Abraham Utama
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Di siang hari yang terik, Minggu (6/4/2014), Indra terlihat meneropong lokasi evakuasi KA Malabar di Desa Mekarsari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Seratus meter dari tempatnya berdiri, dua eskavator sedang dioperasikan mengeruk tanah. Hari ini, perbaikan rel kereta api yang ambles ditargetkan selesai. Pemadatan tanah terus dikerjakan.
Proyek perbaikan rel seperti ini terdiri dari beberapa proses, salah satunya pemetaan tanah. Indra bersama dua koleganya bertugas untuk mencatat data-data seperti kemiringan dan volume tanah. Ia menggunakan sebuah alat bernama total station.
Alat ini sekilas mirip teropong. Di bagian bawah viewfinder terdapat layar dan tombol-tombol kecil. Alat yang digunakan Indra bermerek Topcon. Ini bukan kepunyaannya. Ia menyewa dari sebuah rental di Bandung.
Pemetaan tanah adalah pekerjaan sehari-hari Indra. Hari Senin besok agendanya ia harus mengerjakan proyek di kawasan Bandara Soekarno Hatta Tangerang. "Belum tahu jam berapa berangkat ke Tangerang karena harus menyelesaikan pemetaan di sini dulu," katanya.
Indra berasal dari Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut. Rumahnya berjarak empat kilometer dari Ngagreg, kurang lebih 30 menit daru Desa Terung.
Sebagai pekerja lapangan, ia sudah terbiasa dengan pola kerja yang serba tak menentu. Seperti kemarin, Indra harus pulang setelah Wakil Menteri Perhubungan meninggalkan lokasi kecelakaan KA Malabar. Menjadi tenaga pemetaan tanah adalah pilihannya untuk menyambung hidup.