News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menolak Disensus

BPS Hentikan Sementara Sensus di Temon

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

warga pedukuhan Sidorejo, desa Glagah, kecamatan Temon, saling berkumpul dan duduk-duduk di jalan pedukuhan setempat, Rabu (8/2). Karena dihadang warga, tim P2B2 urung memasang patok batas lahan bandara di wilayah tersebut.

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Badan Pusat Stastistik (BPS) Wilayah Kulonprogo menghentikan sementara kegiatan sensus lanjutan atas Sensus Tani 2013 di wilayah Desa Glagah, Kecamatan Temon.

Langkah tersebut diambil menyusul adanya penolakan warga setempat terhadap segala bentuk kegiatan statistik.

Kelompok warga dari tiga pedukuhan di Desa Glagah, Kecamatan Temon, menolak kegiatan sensus atau pencacahan apapun di wilayah tersebut.

Pasalnya, warga khawatir data sensus tersebut digunakan secara diam-diam untuk kepentingan rencana pembangunan bandara di Temon.

Kasi Produksi BPS Kanwil Kulonprogo, Sutrisno mengatakan, atas keberatan warga di Glagah tersebut, pihaknya terpaksa menghentikan sementara kegiatan di desa tersebut.

Dia akan mengoordinasikannya terlebih dahulu dengan pimpinan instansinya terkait masalah tersebut.

“Nanti kami laporkan ke pimpinan kami untuk tindaklanjutnya. Keputusan ada di pimpanan kami bagaiman ke depannya,” kata dia di sela pertemuan dengan warga di rumah Dukuh Sidorejo, Glagah, Kamis (24/4/2014).

Dijelaskannya, kegiatan yang dilakukan petugas statistik di wilayah tersebut sebetulnya dalam rangka pemutakhiran data Sensus Tani pada 2013 lalu.

Meliputi kegiatan pencacahan dan pengambilan sampel pada 21 April hingga Juli nanti.

Antara lain di bidang pertanian, peternakan, hortikultura, perikanan dan lainnya. Pengambilan sampel data dari sensus lanjutan tersebut rencananya akan dilakukan di 14 desa di Kecamatan Temon.

“Intinya, ini sensus lanjutan murni kegiatan BPS dan tidak ada hubungannya dengan bandara. Tapi masyarakat sepertinya tidak mau menerima apapun. Belum sampai pemutakhiran data ternyata sudah begini keadaannya. Kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya. (Tribunjogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini