TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kalangan buruh mendesak pemerintah untuk segera menuntaskan proyek pengembangan Taman Pahlawan buruh Marsinah.
Taman tersebut, berlokasi di sekitar makam Marsinah, di Desa Ngundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Menurut mereka, taman tersebut setidaknya akan menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia melawan segala bentuk tekanan kekuatan kapitalisme.
Konsep pengembangan Taman Marsinah itu, kata Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Jatim, Ahmad Soim, sudah dibicarakan dengan Pemprov Jatim, dan pemerintah kabupaten/kota Nganjuk.
"Paling tidak, tahun ini harus sudah selesai," katanya, Rabu (30/4/2014).
Dalam konsep pengembangan Taman Marsinah nanti, di sekitar makam akan dibangun sejumlah fasilitas seperti area peristirahatan, parkir, dan taman yang layak untuk masyarakat.
"Kami sudah mengawalinya dengan membuat patung Marsinah di ujung jalan masuk menuju makam, dan lampu penerangan menuju makam," kata dia.
Lokasi Taman Marsinah menurut dia tergolong strategis, karena berada tidak jauh dari jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Madiun.
Sejauh ini, Pemprov Jatim sudah membebaskan lahan sepanjang satu kilometer, dan lebar 25 meter di sekitar makam tersebut. Lahan ini yang direncanakan dibuat untuk Taman Marsinah.
Marsinah adalah buruh PT Catur Putera Surya, Porong Sidoarjo, adalah aktivis buruh yang aktif berjuang membela hak buruh. Dia ditemukan tewas di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk pada 9 Mei 1993.
Tewasnya Marsinah dikaitkan dengan dengan aksi yang dilakukan sebelumnya dalam menuntut perusahaan agar menaikkan gaji sesuai edaran kepala daerah waktu itu.
Setelah unjuk rasa tersebut, Marsinah menghilang, dan tiba-tiba mayatnya ditemukan di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk.
Penyelidikan hingga pengadilan memang sudah digelar, namun pembunuh sekaligus dalangnya belum terungkap hingga kini.