TRIBUNNEWS.COM, JATINANGOR - Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Sumedang, membantah adanya perkelahian dan penyiramanair keras kepada lima praja wanitanya.
Bantahan itu, menyusul adanya dugaan perkelahian dan penyiksaan lima praja junior IPDN oleh seniornya seusai mengikuti kegiatan Jalan Juang kembali.
Untuk membuktikan tidak terjadi tindak kekerasan, pihak kampus membawa kelima praja kepada awak media, Rabu (30/4/2014).
Sebelumnya, pada Selasa (29/4), IPDN yang diterpa isu kekerasan kepada para praja wanitanya memang telah membantah isu penyiraman air keras atau perkelahian.
Namun, saat itu, pihak kampus tidak bisa menunjukan kelima korban dengan alasan mengganggu aktivitas pembelajaran. Kelima praja akhirnya dipertemukan dengan awak media, kemarin.
Kelima praja wanita tersebut memang dalam kondisi sehat. Tidak terlihat luka memar di bagian wajah kelimanya. Para praja yang sempat dikabarkan terlibat perkelahian itu juga membantah telah terjadi kekerasan.
Namun, mereka mengakui terjadi insiden penyiraman air yang dilakukan para senior seusai mengikuti kegiatan. Para praja yang dikabarkan mendapatkan kekerasan tersebut, juga sudah kembali melakukan aktivitas kuliah.
Episcia puspita lautt (20), praja asal Kalteng tersebut mengaku memang telah disiram air oleh seniornya. Hal itu terjadi di kampus sepulang dari kegiatan di Gunung, Manglayang, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Minggu (27/4).
Menurutnya, penyiraman dilakukan setelah para junior mendahului para senior saat pulang dari kegiatan.
"Tidak ada kekerasan yang dilakukan kepada saya atau teman yang lain. Kami memang disiram air setelah mendahului (jalan) para senior. Dalam air itu tidak ada bahan kimianya. Hanya ada sedikit tanah," ujar Episcia di Kampus IPDN, Rabu (30/4). (wij)