Laporan Wartawan Surya Sugiyono
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Kapal motor Dewaruci Jaya yang tenggelam di Pelabuhan Gresik, belum dievakuasi meski peristiwa tersebut sudah terjadi empat bulan silam, yakni Sabtu (4/1/2014).
Alhasil, kapal tersebut mengganggu kapal-kapal yang akan bersandar di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Gresik. Sementara di alur juga dilakukan pengerukan agar tidak terjadi pendangkalan, Minggu (4/5/2014).
Kapal-kapal besar yang keluar masuk di Pelra, di antaranya kapal tongkang muatan kayu-kayu gelondongan, kapal sembako, dan kapal penumpang dari ke Pulau Bawean.
"Jelas, kapal-kapal yang akan sandar dan keluar Pelra sangat terganggu sebab tenggelamnya kapal persis di tengah-tengah alur," kata Ghofur, anak buah kapal di Pelabuhan Gresik.
Dari pantauan Surya Online, KM Dewaruci Jaya milik PT Buton Mamire Sejati, bermuatan 1.100 ton Semen Gresik ini tenggelam persis di tengah jalur.
"Pemilik kapal sudah kerjasama dengan jasa penyelam untuk mengangkut semen-semen yang ada di dalam kapal. Saya tidak bisa memastikan kapan dimulai pengambilan semennya," kata Kasi Kepelabuhanan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik Nanang Afandi, Minggu (4/5/2014).
Untuk diketahui, KM Dewaruci Jaya berangkat dari Pelabuhan Khusus Semen Gresik anak perusahaan PT Semen Indonesia.
Setelah berangkat beberapa mil sampai di dekat Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik, KM Dewaruci Jaya diterjang badai, sehingga lepas kendali dan akhirnya menghantam kapal bermuatan kontainer hingga lambung sebelah kiri bocor besar.
Melihat derasnya air yang masuk ke dalam kapal, nakhoda Syaifudin Juned (69), langsung memutar balik untuk kembali ke Pelabuhan Khusus PT Semen Gresik.
Tapi, sesampainya di alur Pelabuhan Gresik, bagian belakang KM Dewaruci Jaya mulai tenggelam.
Dua belas anak buah kapal (ABK) beserta nakhoda langsung menceburkan ke laut dan akhirnya ditolong kapal nelayan, sehingga semuanya selamat. Akibat musibah itu, kerugian yang ditanggung mencapai lebih dari Rp 5 miliar.