News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Empat Turis Dianiaya di Pulau Bangka Minahasa Utara

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Perairan di sekitar Pulau Bangka, Minahasa Utara, kini sudah dilarang dinikmati keindahannya. Kehadiran PT Mikgro Metal Perdana (MMP) yang ingin mengeksploitasi bijih besi menjadi alasan siapapun tak boleh menyelam di lokasi itu.

Empat turis masing-masing asal Amerika Serikat, Jerman, Swedia, dan Belanda, Sabtu (31/5/2014), menjadi korban pelarangan itu. Saat itu, sekitar pukul 09.30 Wita, mereka sedang menyelam di titik penyelaman Sipi atau Sipi point.

Informasi yang diperoleh Tribun Manado (Tribunnews.com Network) dari aktivis lingkungan di Pulau Bangka, Minggu (1/6/2014), menyebutkan, pukul 09.36 pagi para pemilik jasa penyelaman (dive resort) di Pulau Bangka dikejutkan oleh panggilan darurat satu resort selam yang juga ada di Bangka.

"Suami saya bersama beberapa penyelam asing dibajak. Tolong semua lekas-lekas kemari, ke Sipi point," teriak seorang perempuan berinisial L.

Suami L adalah seorang warga Amerika yang menyewa perahu wisata bersama seorang Belanda, Jerman, dan Swedia. Baru beberapa menit menyelam, mereka dikejutkan oleh kehadiran petugas keamanan PT MMP. Disebutkan bahwa para turis itu dianiaya, dipaksa menuju ke darat di kantor PT MMP di Desa Ehe.

Semua barang yang mereka miliki, di antaranya kamera, disita. Selama kurang lebih satu setengah jam di situ mereka kemudian dilepas. Seorang tokoh masyarakat dari Desa Kahuku datang membantu. Tetapi semua material foto dan film bawah laut dimusnahkan oleh seorang yang diduga berasal dari Tiongkok.

"Ini adalah pengalaman yang paling buruk seorang wisatawan. Setelah menyelam hanya 30 menit di Sipi point yang sebelumnya merupakan lokasi diving cantik, tetapi sekarang hancur karena PT MMP membangun dermaga. Saat timbul ke permukaan kami dilempari dengan batu dan dimaki oleh oknum bersenjata yang menaiki perahu kami saat kami di air.

Nakhoda ketakutan sekali, apalagi kami yang tidak tahu persoalan," ujar turis berinisial D.

D menyebut, atasan petugas keamanan, mirip seperti orang Tiongkok, yang menyuruh melempari mereka dengan batu. Atasan itu pula yang meminta para petugas mengamankan mereka yang beraktivitas penyelaman di wilayah pertambangan.

"Saya punya izin pemerintah untuk berada di sini dan lakukan apa saja. Saya akan gunakan kekerasan," ujar D mengulang perkataan atasan tersebut.

Menurutnya, petugas keamanan yang diduga berasal dari Polres Minahasa Utara juga tertawa sinis dan mengatakan, "Silakan dilaporkan saja ke Kapolda."

Kapolres Minahasa Utara Ajun Komisaris Besar Djoko Winartono yang dihubungi Tribun Manado mengatakan, tidak ada lagi personel polisi yang bertugas di lokasi tambang di Pulau Bangka. Ia mengaku sudah menarik pasukannya dari sana.

Djoko tidak mengetahui peristiwa yang dialami para turis asing tersebut. Meski begitu, ia akan mencari informasi terkait hal itu.

Kapolda Sulut Brigjen Pol Jimmy Palmer Sinaga yang dihubungi enggan memberikan komentar. Sedangkan Kabid Humas Polda Sulut Ajun Komisaris Besar Wilson Damanik mengatakan, pihaknya akan mencari tahu informasi tersebut.

"Harus dicek dulu kebenarannya. Jangan-jangan itu bukan polisi," terangnya.

Dia pun akan menindaklanjuti terkait jumlah personel yang diturunkan untuk melakukan pengamanan di pulau tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini