TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika berjanji akan segera mempercepat proses pembangunan Bandara Internasional Buleleng (BIB) setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.
Menurutnya, rencana pembangunan BIB telah masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang digagas Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dan harus segera dilaksanakan.
"Setelah selesai Pilpres kita akan genjot lagi. Mudah-mudahan segera terealisasi. Karena itu bagian dari masterplan yang masuk dalam perundang-undang harus segera dikerjakan. Kecuali ada prioritas lain dari pemerintah pusat," ujar Pastika saat menghadiri konsolidasi pemenangan Tim Pemenangan Prabowo Bersama Hattarajasa (Prabowo Berjasa) bersama kader dan simpatisan, di Lapangan Futsal Banyuasri, Singaraja, Buleleng, Minggu (15/46/201).
Pastika mengatakan, lamanya proses pembangunan BIB karena sebelumnya lokasi di Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Kubutambahan yang diusulkan tidak memenuhi persyaratan teknis.
Dikatakan, studi kelayakan lokasi yang dilakukan PT Pembangunan Mandiri beberapa kali hingga menemukan lokasi yang sesuai memerlukan waktu cukup lama.
"Sekarang sudah ketemu lokasi yang sesuai di Kubutambahan. Tetapi tidak bisa dua runway hanya satu. Oke yang penting ada dulu. Sekarang prosesnya tinggal menunggu Kementerian Perhubungan," ucapnya.
Ia berharap presiden terpilih nantinya juga memprioritaskan pembangunan BIB. Sebab anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan berasal dari pemerintah pusat.
Namun dirinya optimis presiden terpilih nantinya akan meneruskan proses pembangunan BIB.
"Tidak mungkin kita membiayai sendiri. Biaya dari pemerintah pusat melalui Lembaga Penelitian Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Indonesia (LP3EI). Kalau LP3EI masih diakui sebagai pedoman maka pembangunan bandara itu jadi," ujar Pastika.
Selain BIB, beberapa rencana pembangunan di Buleleng yang masuk dalam MP3EI di antaranya, jalan tol yang menghubungkan Bali Selatan dan Bali Utara, PLTU Celukan Bawang, pengembangan Pelabuhan Tanah Ampek dan Celukan Bawang.
Biaya Rp 2 Triliun dan Lahan 600 Ha
MANGKU Pastika Ia tidak bisa menunggu lama dalam memutuskan lokasi karena target pembukaan tender pembangunan mulai pertengahan tahun ini.
Beberapa calon investor yang akan presentasi belum datang untuk menawarkan konsep lebih lengkap.
Menurut Pastika, ia berharap ada opsi lainnya untuk hal terbaik bagi masyarakat Buleleng.
”Kami berupaya menunggu calon investor lain seperti dari Singapura yang berjanji akan datang, tetapi belum ada kabar untuk presentasi. Kami pun dikejar waktu,” kata Pastika.
Luas lahan yang dibutuhkan sekitar 600 hektare dengan menelan dana mencapai Rp 3 triliun.
Pastika berjanji tidak akan menggusur atau mengganggu bangunan pura dan penduduk dengan berlebihan.
”Yang pasti, pembangunannya harus hati-hati dan serius. Ini termasuk memikirkan infrastruktur di sekitarnya nanti. Kami akan berupaya menggunakan lahan provinsi agar tidak mengganggu masyarakat,” ujarnya.
Pemerintah setempat menargetkan tahun 2018 bandara kedua di Bali mulai terbangun. Bandara Buleleng ini diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan ekonomi masyarakat Bali bagian utara sehingga ketimpangan antara Bali bagian utara dan selatan segera terkikis.
Usai Pilpres, Pembangunan Bandara Buleleng Dikebut
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger