News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala Sekolah SMP di Maumere Periksa Keperawanan Siswinya di Kamar Rumah Dinas

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis Komite Aksi Perempuan (KAP) berunjuk rasa di sekitar bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, terkait penolakan tes keperawanan bagi pelajar perempuan, Minggu (15/9/2013). Mereka menolak wacana tes keperawanan yang dilontarkan Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan bagi pelajar perempuan sebagai syarat masuk tingkat SMA dan sederajat tahun angkatan 2014. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Pos Kupang, Aris Ninu

TRIBUNNEWS.COM. MAUMERE--Selama lima hari pada Juni 2014 bertempat di rumah dinasnya, Kristoforus Mboko, Kepala SMPN 2 Nita, memeriksa keperawanan siswi sekolah itu.

Di dalam rumah dinas, Mboko memanggil satu per satu siswi masuk ke dalam kamar untuk memeriksa keperawanan dengan cara memasukkan jari tangannya (maaf) ke alat vital korban.

Siswi disuruh membuka celana dan rok untuk diidentifikasi apakah masih perawan atau tidak. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Mboko  mengaku ada beberapa siswi tidak perawan lagi.

Lantaran tidak perawan, maka Mboko berencana membuat program pembinaan spritualitas keagamaan bagi para siswi  yang tidak perawan agar tidak trauma. 

Namun program kepala sekolah ini berujung di  Polres Sikka karena diduga Mboko melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa siswi di sekolah yang dipimpinnya.

Mboko yang ditemui Pos Kupang di Mapolres Sikka usai diinterogasi oleh Kasat Reskrim Polres Sikka, Iptu Wirhan Arif, mengakui perbuatannya.

"Saya memang salah. Saya hanya bermaksud mau selamatkan sekolah dan siswa karena telah berhubungan dengan Lorens, guru bantu di SMPN 2 Nita. Menurut pengakuan siswi kepada saya, korban yang sudah bersetubuh dengan Lorens ada 40 siswi. Saya hanya mau selidiki agar jangan sampai orangtua tahu lalu beraksi pada Lorens. Namun, mungkin yang saya buat salah sehingga saya dilaporkan ke Polres Sikka. Saya sudah siap menjalani proses hukum," kata  Mboko, di depan Kasat Reskrim di ruangan penyidik, Selasa (1/7/2014) siang.

Mboko menjelaskan, pemeriksaan keperawanan para siswi yang diduga berhubungan dengan Lorens dilakukan di rumah dinasnya. Di mana ia memeriksa para siswi dengan memanggil mereka ke kamar satu per satu lalu ditanya apakah telah berhubungan dengan Lorens. *

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini