TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lewat promosi gencar Mushthofa, layanan haji badal kemudian menyedot perhatian masyarakat di Jatim, khususnya di Surabaya.
Gaya ceramah Mushthofa yang agak jenaka membuat mudah diingat.
Tentu saja, faktor yang paling menarik perhatian adalah tarif haji badal yang ia patok cuma Rp 5 juta.
Bagi mereka yang tidak memiliki uang, Iswid memberikan kemudian dengan sistem pembayaran mengangsur.
”Kami berikan sertifikat dengan pigora anti gores, air zam-zam, sajadah, jam dinding dan tas,” tambah Mushthofa.
Tarif serendah Musthofa ini tidak ditemukan di KBIH dan lembaga layanan haji dan umrah lain di Jatim.
KBIH lain, KBIH besar seperti Mabruro, Ebad, maupun Bi’ru Zamzam, misalnya, hanya berani menyaingi tarif hingga di angka Rp 7,5 juta. Begitu juga dengan KBIH Annamiroh Mojokerto.
Malah KBIH Safir Haramain memasang tarif Rp 10 juta.
KBIH ini berani menurunkan hingga Rp 7 juta, apabila yang menjadi badal itu petugas atau pembimbing dari KBIH sendiri.
“Kalau petugas badal itu mengambil orang luar, seperti mukimin di sana, tarifnya kami patok agak mahal. Kami ingin memilih betul-betul petugas yang memenuhi syarat, agar haji amanah (badal) ini benar-benar save,” tutur Ketua KBIH Safir Haramain Cabang Jatim, M Farikhin.
Soal tarif paling rendah dan membuka layanan secara massal, Mushthofa menampik keraguan atau anggapan minor.
Ia menjamin tarif itu cukup untuk mendapatkan orang yang mau menjadi pengganti haji.
Ia juga menjamin layanan itu diberikan orang yang sudah memenuhi syarat, pernah berhaji. Seorang petugas mewakili satu orang badal. (day/idl/ben)