TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Ada KBIH yang menjadikan membuka layanan itu dengan mempromosikan besar-besaran. Pendaftaran dilakukan dengan massal sampai jumlah yang tidak terbatas.
Tapi mayoritas KBIH hanya membuka layanan haji badal secara terbatas. Mereka hanya menerima pendaftar sebatas jumlah pembimbing dan petugas yang dimiliki.
Bagi yang menerima pendaftar secara massal, jurus merekrut banyak orang dari luar KBIH menjadi wajib.
Mereka inilah yang dibayar untuk menjadi pengganti atau badal. Yang mereka rekrut, biasanya para WNI yang bermukim di Makkah.
Tentu saja harus berebut. Sebab jumlah WNI mukimin terbatas. Permintaan haji badal terus meningkat. Apalagi, Malaysia juga ikut berebut layanan WNI mukimin. Baik sebagai guide maupun petugas badal.
“Beberapa tahun belakangan ini kan jumlah mukimin berkurang drastis. Sekitar 100 ribu mukimin secara bertahap kembali ke Tanah Air,” jelas pria yang biasa dipanggil Rois tersebut.
Rois menambahkan, peluang untuk bisa merekrut petugas badal sangat bergantung pada koneksi.
“Yang pasti jauh-jauh hari sudah harus melakukan perekrutan. Kalau dilakukan secara dadakan, akan kesulitan. Apalagi kalau yang dibutuhkan itu sampai ratusan,” katanya. (idl/ben/day)