News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aktivitas Gunung Slamet Masih Fluktuatif

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivitas vulkanik Gunung kedua tertinggi di Pulau Jawa itu terekam jelas ketika dua petugas dari Pos Pengamatan Gunung Slamet di Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah, Minggu (10/8) dini hari.

TRIBUNNEWS.COM,PURWOKERTO - Status siaga masih diberlakukan bagi warga di sekitar Gunung Slamet.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menyatakan, bahwa aktivitas Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, masih fluktuatif.

"Aktivitas Gunung Slamet saat ini fluktuatif, cenderung sedikit menurun, namun status tetap Siaga," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (13/9/2014).

Ia mengatakan bahwa kondisi tersebut terlihat dari hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, yang dilakukan dalam 12 jam terakhir.

Dalam pengamatan yang dilakukan pada hari Jumat (12/9), pukul 18.00-00.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut, saat terang teramati embusan asap putih tebal kecokelatan setinggi 500-700 meter yang condong ke barat dan terdengar 25 kali suara dentuman sedang hingga kuat.

Selain itu, teramati 32 kali sinar api dan lontaran material/lava pijar ke arah barat dengan jarak luncur 500-1.000 meter, ke arah timur dengan jarak luncur 300 meter, serta ke arah utara sejauh 300 meter, sedangkan kegempaan terekam 34 kali gempa letusan, 92 kali gempa embusan, dan dua kali gempa tremor harmonik.

Sementara pada hari Sabtu (13/9), pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terhalang kabut, saat cerah teramati embusan asap putih tipis setinggi 50-100 meter dari puncak dan condong ke barat, sedangkan kegempaan terekam 44 kali gempa embusan dan enam kali gempa tremor.

"Aktivitas Gunung Slamet saat ini berupa hembusan asap, letusan yang ditengarai dengan suara dentuman dan gemuruh sedang hingga kuat, letusan strombolian berupa lontaran material atau lava pijar, dan letusan abu tebal kehitaman dengan tinggi asap maksimum hingga 1.500 meter dari puncak," kata pria yang akrab dipanggil Mbah Rono itu.

Menurut dia, lontaran material pijar tersebar di sekitar puncak atau dalam radius kurang dari 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet, sedangkan abu vulkanik bisa tersebar jauh bergantung arah dan kecepatan angin.

Terkait hal itu, dia mengatakan bahwa masyarakat tetap dilarang beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

"Bagi masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di luar radius 4 kilometer, kami imbau agar tetap tenang serta tidak panik atau takut terhadap suara-suara letusan atau dentuman dan lontaran lava pijar. Lakukan aktivitas seperti biasa," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini