News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunung Gumitir Kini Hadirkan Kopi Luwak dan Terowongan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kopi luwak

Pengunjung bisa memilih berwisata kuliner terlebih dahulu, atau berjalan-jalan menikmati pemandangan alam. Di sekitar cafe, disediakan aneka lokasi bermain untuk anak.

Salah satu hal yang patut dicoba di tempat itu adalah perjalanan eco-tourism. Mengikuti perjalan ini anda akan mengetahui terowongan kereta api yang dibangun oleh Belanda tahun 1901 dan pabrik pengolahan kopi.

Memakai kereta kelinci yang ditarik oleh mobil jeep, perjalanan ini membutuhkan waktu satu jam.

Pengunjung bisa melihat terowongan dari dekat, bahkan berfoto ria di depan terowongan. Ketika Surya menyambangi terowongan itu pekan lalu, sejumlah pekerja sedang menambal terowongan yang terkena rembesan air.

Setidaknya 200 meter dari 690 meter panjang terowongan itu sedang dalam penambalan. Menikmati terowongan juga lebih asyik ketika kereta api melintas.

Dari terowongan, pengunjung mengunjungi pabrik pengolahan kopi milik Kebun Gunung Gumitir. Dalam perjalanan menuju pabrik itu, pengunjung melewati bawah jalur kereta api. Jalur yang melintasi lembah itu ditopang tiang-tiang raksasa yang kokoh.

"Ini juga buatan Belanda, dibuat berbarengan dengan terowongan itu tahun 1901," ujar Sunarto, sopir kereta kelinci sambil menunjuk tiang raksasa yang menopang rel kereta api.

Setelah melihat tiang rel, wisatawan melewati rumah karyawan Kebun Gunung Gumitir yang berjajar rapi. Rumah buatan tahun 1984 masih terawat.

Di pabrik pengolahan kopi, wisatawan bisa melihat proses pengolahan kopi dan sortir kopi yang dilakukan oleh puluhan orang pekerja.

Menurut penjaga tiket di arena wisata Cafe Gunung Gumitir, jumlah pengunjung di akhir pekan terutama hari Minggu membludak.

"Kalau hari biasa cuma berapa, sedikit. Paling 100 orang, kalau akhir pekan bisa 300 - 500 orang," katanya.

Friska, seorang wisatawan asal Kabupaten Bondowoso mengaku menikmati perjalanan eco-tourism yang disuguhkan cafe tersebut.

"Bisa melihat terowongan dari dekat. Setelah capek keliling, bisa makan. Makanannya sih enak. Tetapi sayang pelayanan di cafe terlihat masih kedodoran dan pelayan saya harap juga lebih ramah dalam melayani pengunjung," katanya.

Dan setelah kenyang, jangan lupa berfoto di kursi raksasa yang menjadi lokasi titik pandang ke kawasan Gunung Gumitir

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini