TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mengoptimalkan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok, Semarang Jawa Tengah tahun depan. Kepastian ini, menyusul kepastian tambahan pasokan gas untuk PLN dari Blok Kepodang.
Saat ini PLTG Tambak Lorok baru mendapat pasokan gas 25 million british thermal unit (mmbtu). Gas tersebut berasal dari Blok Gundih di Cepu, milik PT Pertamina EP dan PT Petronas.
Pasokan gas saat ini baru mencukupi setengah dari kebutuhan minimal sebesar 50 mmbtu. "Nanti setengahnya lagi 25 mmbtu diperkirakan masuk awal tahun 2015," ungkap Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak dan Gas PLN, Suryadi Mardjoeki kepada KONTAN, Senin (6/10/2014).
Nantinya, gas sebanyak 50 mmbtu ini sebesar 30 mmbtu dipakai untuk kebutuhan beban listrik dasar. Sisanya 20 mmbtu saat beban puncak.
Dalam hitungan PLN, 30 mmbtu untuk beban dasar bisa menghasilkan listrik 150 megawatt (MW). Sedangkan tambahan pasokan 20 mmbtu saat beban puncak bisa menggenjot daya jadi 400 (MW).
Seperti diketahui , PLTGU Tambak Lorok memiliki dua blok PLTGU yang masing-masing mulai beroperasi tahun 1993 dan tahun 1996. Kapasitas terpasang PLTGU Tambak Lorok sejatinya mencapai 900 MW. Hanya saja untuk bisa membangkitkan daya sebesar itu, butuh pasokan gas sebanyak 160 mmbtu. Pasokan ini yang belum bisa terpenuhi.
Suryadi berharap setelah, 50 mmbtu dipasok dari Blok Gundih, nantinya 110 mmbtu berasal dari pipa gas Kepodang milik Petronas juga. "Kami perkirakan full pasokan akhir tahun 2015, mudah-mudahan," jelasnya.
Saat ini, PLN sudah meneken kontrak pembelian gas jangka waktu 12 tahun. PLN akan membayar harga gas US$ 7,25 per mmbtu dan biaya CNG sebesar US$ 2,5 per mmbtu.(KONTAN/ Pratama Guitarra )