TRIBUNNEWS.COM,BANYUWANGI -Warga Banyuwangi, Jawa Timur sangat antusias menghadiri peringatan haul Gus Dur.
Peringatan haul tokoh Nahdlatul Ulama yang juga Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur digelar warga Nahdliyin di Banyuwangi, Minggu (2/11/2014).
Hadir dalam acara ini pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) dan juga para alumni Pensantren Tebu Ireng yang ada di Banyuwangi.
Dalam pengajian yang digelar di pendopo Kabupaten tersebut, Gus Sholah mengingatkan kembali pentingnya menyebarkan ajaran Islam yang ramah dan penuh kasih sayang sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Gus Dur.
Gus Sholah melanjutkan, ajaran Islam yang penuh kasih sayang terbukti mampu menarik minat banyak orang untuk bergabung.
Setidaknya ini dibuktikan oleh para Wali Songo yang merintis penyebaran Islam di Nusantara dengan metode kasih sayang sehingga mampu menjadi agama mayoritas.
"Menurut sejarawan Inggris, penyebaran Islam selama 250 tahun telah membuat 90 persen penduduk nusantara memeluk Islam. Ini semua terjadi tanpa paksaan dan penindasan," ujar Gus Sholah.
Lebih lanjut, Gus Sholah mengatakan, seiring dengan penyebaran Islam di Indonesia, muncul dinamika yang saling menguatkan.
Dalam hal ini, Gus Sholah mencontohkan lahirnya Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai dua organisasi massa besar yang tanpa konflik dan bersama berkontribusi demi kemajuan bangsa, seperti pada dunia pendidikan.
NU bergerak melalui puluhan ribu pesantren dan menjadikan NU sebagai lembaga pendidikan tertua di tanah air.
Sedangkan Muhammadiyah hadir dengan sekolah-sekolah dan perguruan tingginya.
"Para jurnalis dari timur tengah sampai heran, mengenai pergantian pemimpin di Indonesia yang tanpa pertumpahan darah seperti di negara-negara Timur Tengah yang mayoritas penduduk muslim. Ini karena Islam kita yang ramah dan penuh kasih sayang," tutup Gus Sholah.