TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Keterbatasan stok pemain memang menjadi kendala utama Persebaya Surabaya jelang babak delapan besar ISL.
Akibatnya, Bajul Ijo pun melempem di Grup L dan menjadi juru kunci.
"Persoalannya adalah jumlah pemain. Yang tidak bisa dihindari adalah banyaknya pemain yang dipakai untuk pihak lain. Dipakai PSSI dan Persebaya U-21. Itu salah satu penyebab utama," jelas Gede Widiade, CEO Persebaya.
Musim ini, Persebaya hanya memiliki 21 pemain, rinciannya tiga penjaga gawang dan 18 pemain lapangan.
Lima di antaranya sempat meninggalkan Persebaya lantaran membela Timnas U-23 di Asian Games. Kemudian belum lagi adanya sejumlah pilar senior yang dibekap cedera seperti Ricardo Salampessy dan Greg Nwokolo.
"Kami tak mau cari alasan atau menyalahkan pihak lain. Persib dan Mitra Kukar juga dalam kondisi seperti itu. Yang menjadi pembeda, jumlah pemain kami sangat terbatas," ucap Gede.
Sama halnya dengan Persebaya, Persib Bandung dan Mitra Kukar juga sering kehilangan amunisinya.
Pemain dari Persib dan Mitra Kukar adalah langganan Timnas Senior asuhan Alfred Riedl.
Namun, terlepas dari ini, Persib mampu menembus semifinal. Sedangkan Mitra nasibnya lebih baik dari Persebaya meskipun juga tidak lolos.
"Persebaya layak masuk semifinal. Hal ini jika dilihat dari hasil fase reguler," kata Gede.
Pada fase reguler, Persebaya menjadi juara wilayah timur.
Tapi mereka tampil buruk di babak delapan besar Grup L. Dalam enam pertandingan, tim polesan Rahmad Darmawan ini hanya mampu meraih lima hasil imbang dan satu kali kalah. (eko darmoko)