TRIBUNNEWS.COM,KEDIRI - Pasien berinisial G (45) yang diduga mengidap virus Ebola masih menjalani masa karantina di tempat isolasi Ruang Melati RSUD Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Masa isolasi pasien ini bakal diperpanjang dari seminggu sampai 21 hari.
"Perkembangan kondisi pasien sudah semakin membaik. Namun pasien masih akan dirawat di ruang isolasi selama 21 hari," ungkap Hari Susanto, Humas RSUD Pare kepada Surya Online(Tribunnews.com Network), Selasa (4/11/2014).
Dijelaskan Hari Susanto, masa isolasi selama 21 hari dilakukan sesuai masa inkubasi dari penyakit Ebola.
Isolasi ini akan terus dilakukan meski sudah ada penjelasan dari Menkes bahwa pasien suspect ebola yang dirawat di RSUD Pare ternyata negatif.
Tim medis RSUD Pare sejauh ini masih belum menerima seluruh hasil uji laboratorium dari sampel yang dikirimkan ke Surabaya.
Namun beberapa uji lab untuk pasien suspect ebola ternyata banyak yang negatif seperti uji demam berdarah dan malaria.
Karena masih menjalani masa isolasi, sejauh ini pihak keluarga masih belum diperkenankan melakukan kontak langsung.
Termasuk petugas medis yang merawat pasien tetap dikenakan prosedur pakaian pelindung khusus untuk mengantisipasi terjadinya penularan.
Sebelumnya Kadinkes Kabupaten Kediri dr Adi Laksono menjelaskan, tim medis RSUD Pare terus memantau kondisi pasien suspect ebola berinisial G (45) warga Desa Bendo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Pemantauan akan dilakukan sampai kondisinya benar-benar sehat.
Pihak keluarga pasien juga telah diberitahu terkait masa isolasi selama 21 hari. Termasuk keluarganya kalau ada gejala yang sama bakal segera diobati.
Dr Adi Laksono juga membenarkan pasien suspect ebola dari hasil tes malaria dan demam berdarah negatif.
Pasien suspect ebola ini merupakan rombongan TKI asal Indonesia yang dipekerjakan perusahaan kayu asal Malaysia di Liberia, salah satu negara endemik ebola.