Karena Arema gagal melaju ke final, membuat bendera raksasa tersebut kembali harus disimpan, di Korwil Aremania Dau Batu.
Kekecewaan juga dirasakan oleh salah satu penggagas bendera raksasa, Harie Pandiono Paimin.
Harie merupakan Aremania yang telah malang melintang ke seluruh dunia untuk mengibarkan bendera Arema, di stadion-stadin dunia yang dia kunjungi.
Pria kelahiran 29 Juni 1964 itu, telah merantau ke berbagai negara dan benua, dengan membawa bendera Arema.
Beberapa negara telah dikunjungi seperti Los Angeles, Denver, New York, Reno Nevada (Amerika Serikat), Perth, Adelaide, Sydney (Australia), Toronto Niagara Fall (Kanada), Tower Petronas Malaysia, South Africa, DRC Congo, Mauritania, Maroko, Sahara Desert (Afrika), Madrid Spanyol, Munich Jerman, bahkan Dubai.
"Sebagai Aremania kita semua pasti kecewa berat, tapi menyadari itulah permainan," kata Harie.
Menurutnya laga semifinal mengingatkan saat dia nonton di Alianz Arena di Munich Jerman, di UEFA Champions League, antara Bayern Munchen melawan Chelsea.
Saat itu hingga menit ke-84, Bayern merasa juara, namun goal Didier Drogba membunuh Bayern.
"Artinya menit-menit terakhir selalu menjadi strategi lawan yang lebih waspada daripada kita," kata Harie.(Haorrahman)