TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Berbeda dengan cerita DS, terpidana Roni yang kini masih mendekam di Lapas Surabaya mengaku ditembak karena memang melawan petugas.
“Saya ditembak di kaki kanan karena mau menyerang polisi yang akan menangkap saya. Waktu itu saya nekat mau menyerang pakai celurit karena takut dan terdesak,” ujar Roni (bukan nama sebenarnya), remaja 16 tahun asal Kecamatan Rungkut saat ditemui di sela-sela jam kunjungan siang di salah satu rumah tahanan di Jatim, Selasa (11/11/2014).
Saat bicara, Roni didampingi Ridwan, teman sesama narapidana. Namun, cerita Ridwan (28) berbeda.
Ia mengaku sebagai residivis kasus perampasan motor. Ia sudah menyerah, tapi masih saja ditembak.
“Saat ditangkap, ngikut aja. Sama sekali tidak melawan atau berusaha kabur,” kata Ridwan.
Setelah dimasukkan ke dalam mobil, Ridwan ditutup matanya menggunakan lakban. Karena itu, dia tidak tahu kemana dibawa polisi yang menangkapnya.
Yang dia tahu, setelah perjalanan kurang dari satu jam menggunakan mobil, dia dimasukkan ke dalam sebuah ruangan.
”Saya merasa ruangannya ber-AC. Tetapi tidak tahu itu di mana karena mata masih ditutupi lakban,” kenangnya.
Ridwan mengaku, sebelum kaki kirinya dilubangi peluru, dia sempat diinterogasi.
Interogasi-interogasi untuk kepentingan penyidikan itu pun disertai sejumlah ancaman dan pukulan.
Karena merasa sudah memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan polisi, Ridwan tak banyak bicara lagi.
Pertanyaan-pertanyaan yang tidak dia ketahui jawabannya, tidak dijawab.
”Ya waktu itulah saya akhirnya ditembak. Ya di dalam ruangan itu. Saya tidak tahu di mana lokasinya, tetapi di ruangan itu saya merasa ada cukup banyak orang. Soalnya ramai,” ucap residivis yang sebelumnya pernah mendekam di penjara, karena kasus yang sama. (idl/ben/day/rbp)