TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Kericuhan mewarnai demontrasi ribuan buruh yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) di Jombang, Kamis (20/11/2014).
Polisi dan buruh terlibat bentrok saat polisi berusaha membubarkan massa buruh yang memblokade Jalan Gatot Soebroto, depan Pasar Pon, dengan memukulkan tongkat rotan ke arah para pendemo.
Demo menuntut kenaikan UMK 2015 sebesar Rp 2,18 juta ini merupakan yang ketujuh kalinya.
Dalam kericuhan yang berlangsung tak lama itu, buruh akhirnya mundur, lari tunggang langgang, dan polisi mengamankan dua orang buruh yang dianggap sebagai provokator.
Kericuhan bermula ketika ratusan buruh bersepeda motor yang melalui Jalan Gatot Soebroto bermaksud hendak bergabung dengan ribuan buruh lainnya yang sudah berkumpul di depan kantor Pemkab Jombang.
Karena membludaknya massa, mereka yang baru datang itu tertahan di depan Pasar Pon. Tanpa ada yang mengomando, mendadak ratusan buruh tersebut memblokade Jalan Raya Gatot Subroto, yang merupakan jalan utama Surabaya-Madiun.
Motor yang mereka diparkir di tengah jalan. Bukan itu saja, mereka juga bergerombol di jalan provinsi tersebut. Akibatnya, jalur Jombang - Surabaya lumpuh total.
Polisi yang siaga tak jauh dari lokasi segera bertindak tegas.
Blokade buruh di tengah jalan langsung dibubarkan secara paksa.
Senjata rotan panjang sebesar ibu jari berulang kali dipukulkan ke arah kerumunan massa. Ratusan buruh langsung kocar-kacir, berhamburan menjauhi polisi.
Sedangkan yang tidak sempat kabur, menjadi sasaran empuk rotan petugas.
Bahkan ada buruh yang sudah terjatuh terus saja dipukuli polisi. Kericuhan itu baru mereda ketika buruh memilih mundur, dan mengakhiri blokade jalan.
Tapi polisi menggelandang dua pendemo yang dianggap sebagai provokator. "Bebaskan teman kami.
Dua teman kami ditahan!" teriak Samsul Huda, kordinator Serikat Buruh Plywood Jombang (SPBJ).