Laporan Wartawan Tribun Batam, Leo Filemon Halawa
TRIBUNNEWS.COM, KARIMUN - Wacana pemerintah Karimun mengubugungkan Kota Johor, Malaysia dengan Kota Karimun dan Riau (Provinsi Riau daratan) semakin saja serius, setelah dibahas oleh pemerintah Kabupaten Karimun beberapa waktu lalu.
Wacana tersebut, kembali dibahas melalui workshop yang bertemakan JOKARI LINK (Johor Karimun Riau), artinya Johor dan Pulau Karimun serta semanjung pulau Sumatera.
Persis di Riau akan diadakan perhubungan lewat terowongan atau yang mereka isitilah dalam workshop itu link bawah laut.
Rencana tersebut sudah masuk program Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI lima tahun kedepan. Tinggal persetujuan antara kedua pimpinan negara, baik RI atau Malaysia.
Selain wacana terowongan bawah laut yang masuk dalam pembahasan workshop yang digelar di Gedung Nasional Karimun itu.
Termasuk membahas interkoneksi jembatan antarkedua negara, check point program, kegiatan ekonomi ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) atau persekutuan negara-negara Asia Tenggara, dan beberapa pembahasan lain.
Hadir sebagai narasumber dari Direktur Pusat Studi Pembangunan Nusantara Majapahit dan SEAN Profesor Eko Supriyanto.
Dalam paparannya, ia mengupas jelas tentang kondisi alternatif perkembangan infrastruktur jalan dan transportasi darat. Serta pembahasan terowongan bawah laut tersebut sebagai inti pembahasan.
Workshop itu juga diikuti oleh Bupati Karimun H Nurdin Basirun, Kadishub Karimun Aryandy, dan beberapa pejabat lain di lingkungan Pemkab Karimun.
Dalam paparan Nurdin saat itu, interkoneksi yang sedang dibahas didukung penuh olehnya. Karena menurutnya pengadaan wacana tersebut merupakan percepatan pembangunan ekonomi kerakyatan.
“Hal ini tentu kita dukung, namun yang terpenting hubungan bilateral ke dua negara. Karena ini sangat penting demi pencapaian ekonomi kerakyatan,” jelas Nurdin saat menyampaikan sambutan, Sabtu (13/12/2014).