TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah penumpang Garuda Indonesia yang hendak ke Ternate memilih menggunakan kapal laut dari Manado. Perjalanan dengan pesawat dinilai berisiko di tengah kondisi letusan Gunung Gamalama di Ternate. Kapal dari Pelni, Dorolonda, berangkat Sabtu pukul 21.00 Wita.
Menurut Daniel Mading, Kepala Bagian Tata Usaha Badan Pusat Statistik Maluku Utara, yang berkantor di Ternate, harga tiket kapal berkisar dari Rp 177.000 hingga Rp 523.500 per orang, tergantung kelas.
”Saya memilih menggunakan kapal itu karena sampai sekarang belum jelas kapan penerbangan ke Ternate dibuka,” katanya di Manado.
Daniel, penumpang pesawat Garuda Indonesia GA648 dari Jakarta ke Ternate, berangkat pada Jumat pukul 04.00 WIB dan mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado, karena Bandara Sultan Babullah di Ternate ditutup akibat dampak erupsi Gunung Gamalama. Garuda memberikan penginapan gratis di hotel di Manado.
Jika perjalanan laut lancar, dia berharap Minggu sekitar pukul 08.00 WIT sudah berada di Ternate.
Hal serupa dipilih Nico (46), penumpang Garuda lainnya. Nico yang tinggal dan bekerja di PT Jasa Raharja Putra di Ternate mengatakan, tempat tinggalnya hanya terkena abu tipis yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
”Saya baru menelepon istri saya, Ellen (41). Dari informasinya, warga Ternate beraktivitas biasa, hanya harus memakai masker karena banyak yang khawatir terkena ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),” kata Nico.
Biaya melanjutkan perjalanan ke Ternate dengan kapal tidak ditanggung Garuda.
Nico menambahkan, dirinya memilih melanjutkan perjalanan dengan kapal laut karena belum jelas kapan penerbangan Garuda ke Ternate akan beroperasi kembali.
”Selain itu, kalau tidak berangkat dengan kapal nanti malam, bisa berarti saya harus menunggu kapal itu dua minggu lagi,” ujarnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.