TRIBUNNEWS.COM.PONTIANAK -Sekitar 15 perahu nelayan masing masing diisi 2 prajurit yang memiliki kemampuan berenang dan 3 nelayan membantu pencarian pesawat Air Asia di wilayah Teluk Bogam Kalimantan Barat.
Route menyisir Teluk Bogam ke arah Tanjung Keluang dan Tanjung Pandan. Perahu nelayan tersebut menurut laman Dinas Penerangan TNI AD, Selasa (30/12/2014) dipimpin Danramil Kumai.
Dikatakan Komandan Korem 102/Panjung Kolonel Kav. Sulaiman Agusto, S.IP.,MM, pencarian tersebut akan diperkuat dengan mendatangkan kapal cepat dari Denbekang Palangkaraya yang akan tiba pukul 14 siang ini di Pangkalan Bun.
Sementara itu Pangdam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal Toto Rinanto Sudjiman didampingi Asistel dan Asops terjun langsung melakukan pencarian di sepanjang perairan Pontianak Ketapang Teluk Gelam.
Pencarian dilakukan menggunakan Heli bell 412 yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 s.d 14.00. Hasil pencarian sepanjang route yang ditelusuri tidak menemukan hasil dan Pangdam memutuskan untuk kembali ke Markas Kodam.
Prajurit TNI AD akan terus dikerahkan untuk mencari pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang khususnya di wilayah pesisir, darat sampai ke pegunungan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Direktur Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Muridjatmodjo yang mengungkapkan pencarian diperluas hingga ke wilayah darat dan pegunungan.
Dandim Ketapang 1203 Letkol Asep Akhmad Hidayat mengerahkan seluruh Danramil untuk mencari informasi dari masyarakat yang mungkin mengetahui keberadaan pesawat Air Asia. Dikatakan Dandim, sampai saat ini upaya pencarian belum membuahkan hasil. Namun demikian pihaknya akan terus berusaha mencari informasi terkait pesawat Air Asia itu. “Kita akan terus malakukan pencarian dan melakukan koordinasi. Baik koordinasi antar sesama anggota kita maupun dengan pihak terkait lainnya,” tuturnya.
Seperti diberitakan, pesawat Air Asia QZ 8501 yang lepas landas dari Surabaya menuju Singapura, Minggu pagi hilang kontak pada pukul 07.55 WIB. Ketika itu, pesawat diduga berada di sekitar wilayah udara Tanjung Pandan, Bangka Belitung dan Pontianak. Posisi terakhir hilang kontak garis lurus antara Kalimantan-Bangka Belitung. Pilot ambil rute di luar jalur yang ditentukan karena terhalang awan tebal.