TRIBUNNEWS.COM,SIDOARJO - Lelang bandeng kawak yang digelar setiap Maulid Nabi Muhammad SAW di alun lun Sidoarjo, mampu mengumpulkan dana Rp 1,5 miliar dari pengusaha dan pejabat di lingkungan Pemkab Sidoarjo.
Penawar tertinggi dalam lelang dari pengusaha perikanan Sidoarjo dengan penawaran Rp 249 juta, penawar tertinggi kedua dari Asosiasi Kelistrikan Indonesia (AKLI) nilainya Rp 239 jutam, dan ketiga pengelola Pazkul yang ada di Perumahan Kahuripan Nirwana (KNV) dengan nilai Rp 225 juta.
Sebelum penawaran dilempar ke pengusaha, panitia memberi penawaran kehormatan kepada Bupati Sidoarjo H Saiful Illah. Orang nomor satu tersebut membuka penawaran Rp 10 juta tunai.
Lantas penawaran dilempar ke Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) dan nilainya juga mencapai puluhan juta rupiah.
Lelang bandeng kawak tahun 2014 lalu, nilainya mencapai Rp 1,107 miliar.
"Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan dari hasil lelanng. Uangnya akan digunakan berbagai kegiatan sosial," tutur Bupati Saiful Ilah di sela-sela acara, Sabtu (3/1/2014).
Menurut bupati, kegiatan lelang bandeng kawak tradisional yang digelar untuk melestarikan tradisi yang sudah dilakukan oleh pembudidaya tambak terdahulu.
Yaitu memelihara bandeng hingga ukuran besar yang disebut bandeng kawak.
"Tradisi ini dilakukan petani tambak Sidoarjo pada hari besar Islam, khususnya Maulid Nabi Muhammad SAW," ungkapnya.
Lelang bandeng kawak yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi petani tambak agar lebih meningkatkan hasil budidaya ikan. Khususnya ikan bandeng sebagai sumber untuk meningkatkan pendapatan maupun nilai gizi bagi masyarakat.
"Kami juga mendorong para petani tambak untuk terus meningkatkan produksi perikanannya," ucapnya
Sementara itu, ketua panitia lelang, Wakil Bupati Sidoarjo HMG Hadi Sutjipto, menjelaskan lelang bandeng pertama kali diadakan pada tahun 1962.
Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Bupati Sidoarjo yang saat itu dijabat R Samadikun.
Pada tahun 2007-2008, lelang bandeng kawak tradisional sempat mengalami kevakumam (berhenti) akibat bencana lumpur Lapindo. Tahun 2009-2011 lelang bandeng kawak tradisional kembali digelar hanya saja di diganti menjadi festival bandeng kawak.
“Pada tahun 2012 sampai sekarang dilaksanakan lelang bandeng kawak tradisional lagi,” ujarnya.
Berat bandeng pada lelang bandeng kawak tradisional tahun ini menurun. Tahun lalu bandeng dengan berat 8,26 kg menjadi pemenang pertamanya. Sedangkan pada lelang bandeng kawak tradisional kali ini berat bandeng yang dicapai hanya 5,88 kg.
Berat bandeng itu dikarenakan faktor usia. Bandeng milik H Sultoni yang menjadi juara pertama dalam lelang bandeng kawak tradisional tahun ini berusia 5 tahun.
Sedangkan bandeng tahun lalu milik Suliono yang menjadi pemenang berusia 9 tahun. (Mif)
(Tribunnews.com Network) jenazah