TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA – Tidak lama lagi, warga Sidoarjo yang akan menuju Terminal Purabaya atau Bungurasih dapat menikmati layanan bus kota patas.
Pasalnya pemerintan akan mengembangkan transportasi dalam kota berbasis bus yang mobile di wilayah ini.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Jatim Wahid Wahyudi mengatakan, pengembangan angkutan perkotaan berbasis bus di Sidoarjo menggunakan prinsip layanan yang cepat dan nyaman untuk penumpang.
Jarak antara bus kota satu dengan lainnya yang ada di depannya maksimal hanya 10 menit.
“Dengan begitu, bus dapat terus mobile untuk mengangkut penumpang,” ujarnya, kepada Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (7/1/2015).
Selain mobile, laju bus kota ini nanti juga akan lebih cepat.
Karena bus dilengkapi teknologi dan chip khusus, yakni bus akan terus jalan ketika ada traffic light atau lampu merah.
Begitu bus mau lewat traffic light, lampu traffic light secara otomatis akan menyala hijau.
“Ini agar perjalanan bus kota bisa lebih cepat dibandingkan kendaraan pribadi,” jelas Koordinator Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Provinsi se-Indonesia ini.
Menurut Wahid, program bus kota cepat akan dioperasionalkan pada tahun 2015 ini.
Saat ini, sejumlah pembahasan dan persiapan teknis sudah mulai dilakukan oleh Kementrian Perhubungan, Pemprov Jatim, dan Pemkab Sidoarjo.
Dengan begitu, saat resmi dioperasionalkan nanti, keberadaan angkutan perkotaan cepat dari Sidoarjo ke Terminal Bungurasih diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi oleh masyarakat.
“Itu dilakukan, karena untuk membendung pertumbuhan kendaraan cukup. Makanya salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas layanan publik di bidang transportasi,” imbuh pejabat asal Lamongan ini.
Untuk Surabaya bagaimana? Wahid menuturkan, agar sedikit berbeda dengan Sidoarjo, di Surabaya angkutan massal yang dikembangkan untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat akan berbasis trem dan monorel.
“Pemerintah Pusat sudah memberikan persetujuan, saat ini tinggal realiasasinya saja. Prinsipnya keberadaan trem dan monorel untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan agar masyarakat beralih menggunakan angkutan umum yang cepat, nyaman, dan aman,” tukasnya.
Ditambahkan, baik bus cepat dari Sidoarjo ke Terminal Bungurasih maupun pengembangan angkutan massal berbasis trem dan monorel di Surabaya sudah ada dalam skenario pengembangan transportasi di Jatim. Yakni, tertuang di dalam Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) Jatim.
“Pergub tentang Tatrawil ini juga sudah ada. Jadi payung hukumnya sudah jelas,” pungkas Wahid. (mujib anwar)