TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Pengadilan Negeri (PN) Surabaya mengakui bahwa sistem penjagaan tahanan di lingkungan pengadilan selama ini lemah.
Jadi, tidak heran kalau sampai ada transaksi narkoba di ruang tahanan.
"Memang, kami mengakui bahwa pengawasan terhadap tahanan selama ini masih lemah. Kontrolnya juga masih kurang. Khususnya terhadap keluarga atau orang luar yang hendak membesuk dan sebagainya," jawab Hakim Burhanudin, juru bicara PN Surabaya saat ditemui Surya, Selasa (13/1/2015).
Diceritakan, keberadaan ruang tahanan di pengadilan merupakan fasilitas yang disediakan pihak pengadilan.
Namun, yang memiliki kewenangan untuk menjaga dan mengamankan tahanan adalah pihak kejaksaan dan petugas dari kepolisian.
"Pengawasan ada di tangan mereka. Hakim tugasnya menyidangkan dan mutus perkara," tandas Burhanudin.
Diceritakan, untuk melaksanakan persidangan, majelis hakim memerintahkan jaksa menghadirkan terdakwa dan para saksi.
Untuk terdakwa yang sedang ditahan, yang bertugas mengambil dari Rutan menuju pengadilan adalah jaksa dengan pengawalan pihak kepolisian.
"Jika dari Rutan dinyatakan aman, artinya transaksi itu kemungkinan terjadi dalam perjalanan, saat sebelum sidang, atau setelah sidang. Ini harus diungkap semua supaya gamblang," imbuhnya.
Atas peristiwa ini, pihaknya mengaku akan melakukan kordinasi dengan pihak kejaksaan dan kepolisian.
Agar, penjagaan tahanan bisa lebih maksimal dan peristiwa seperti itu tidak terulang lagi.
Terpisah, Kepala Kejari Tanjung Perak Bambang Permadi menyatakan tidak berwenang untuk mengomentari peristiwa ini. Meski jaksa yang menyidangkan terdaka itu dari Kejari Perak, tapi peristiwa penggerebekan di lingkungan PN Surabaya.
"Itu ranahnya pengadilan. Saya tidak berwenang untuk berkomentar," jawabnya.
Sementara itu, pasca terjadi penggerebekan ini proses pengamanan di ruang tahanan PN Surabaya semakin ketat. Jaksa dan polisi yang berjaga di sana semakin selektif saat memberi izin pengunjung membesuk tahanan.
Semua barang yang hendak diberikan ke tahanan diperiksa detail sampai dalam. Bahkan, keluarga yang hendak menemui tahanan pun harus melewati serangkaian pemeriksaan.