News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kompor Dingin Hemat Gas 30 Persen Buatan Warga Pekalongan

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Purwanto Warga Pekalongan Ciptakan Kompor Dingin Hemat Gas 30 Persen

TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN- Semua orang pasti menyangka kompor akan panas setelah mengeluarkan api. Namun warga Kecamatan Pekalongan Utara menciptakan kompor yang juga bisa mengeluarkan hawa dingin.

Purwanto warga Perum Medono Indah, RT 2 RW 10, Pekalongan Utara, memiliki kompor yang telah dipatenkan sejak 2010 lalu, diberi nama kompor dingin dan tungku kalongan.

Tidak seperti kompor pada umumnya, kompor buatannya itu hanyalah sebuah pipa dari bahan logam berwarna perak.

Ketika ditemui Tribun Jateng, untuk membuktikan kompor miliknya tidak panas. Dia menjilat ujung pipa yang sebelumnya mengeluarkan api selama 15 menit tersebut.

"Nih kalau tidak percaya. Tidak panas, coba pegang," kata dia sembari menjilat ujung pipa, Senin (12/1).

Ternyata, kompor miliknya bisa tidak panas karena hanya sebagai media untuk menyemprotkan api ke tungku. Hawa dingin yang muncul dari kompor itu, kata dia, berasal dari cairan liquefied petroleum gas (LPG) di dalam tabung.

"Karena di dalam tabung ini ada cairannya yang hawanya dingin. Makanya kompor bisa tidak panas, asalkan tabung LPG dimiringkan," jelas insinyur pemilik CV Rekasarana Gasindo.

Sedangkan pemanasan yang dihasilkan, dihantarkan melalui media lainnya asalkan berbahan dasar dari tanah.

"Awalnya saya menciptakan kompor ini bingung juga, bagaimana caranya agar panasnya maksimal. Karena pada percobaan pertama kali itu, panasnya tidak bisa maksimal," kata dia.

Hingga akhirnya, dia menemukan cara, agar kompor dinginnya bisa optimal. Maka dibutuhkan penghantar lain untuk menyemprotkan gas yang keluar.

Menurutnya, pemanasan menggunakan tungku dari tanah, misalnya batu bata dan genteng akan menghasilkan api lebih panas.

"Kompor dingin ini lebih panas dibandingkan kompor pada umumnya. Karena tungku kalongan ini memanfaatkan bara sebagai sumber panasnya, bukan api," kata dia.

Purwanto menyampaikan, panas yang dihasilkan dari bara lebih baik dibandingkan dari api. Makanya ketika diujicoba, tungku itu tidak mengeluarkan api, justru bara dari tanah yang terlihat.

"Kalau kompor masih menyala, apinya kelihatan itu justru tidak bagus. Tapi kalau baranya yang menyala terang pasti panasnya maksimal," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini