Laporan Tribun Jateng, Putut Dwi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK- Musim penghujan menjadi berkah tersendiri bagi nelayan Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang, Demak.
Betapa tidak, Desa yang kesohor sebagai pusat nelayan penangkap rajungan (Portunus pelagicus) ini, dalam sehari mampu mengekspor 5 ton rajungan ke Amerika. Jika musim paceklik, nelayan mengekspor 1,5 ton rajungan.
Nelayan Rajungan Desa Betahwalang, Ali Su'udi (50), mengatakan, meski di tengah perairan gelombang cukup tinggi, namun hal itu tidak menyurutkan ratusan nelayan di desanya untuk mencari rajungan.
Pasalnya, saat musim penghujan hasil tangkapan rajungan selalu melimpah ruah.
"Saat hujan, Bubu atau alat tangkap rajungan yang kami pasang di tengah laut bisa menjebak lima ekor rajungan. Kalau biasanya hanya satu atau dua ekor rajungan. Harga jual rajungan Rp 52 ribu per kilogram," kata Ali, Kamis (29/01) sore.
Menurut Ali, di Indonesia, desanya merupakan satu diantara pengekspor terbesar komoditas rajungan. Amerika adalah negara yang sudah belasan tahun menjadi pelanggan tetap daging rajungan dari Desa Betahwalang.
Perairan Pantura Demak wilayah Desa Betahwalang, jelas dia, merupakan habitat rajungan jenis 'Blue Crab' yang digemari di Amerika.
"Rajungan yang kami tangkap semuanya jenis Blue Crap. Dan itu jarang ada di perairan manapun. Meskipun ada, namun jumlahnya menyesuaikan cuaca. Kalau di sini cuaca apapun selalu ada rajungan, " imbuh Ali.
Pengepul Rajungan Desa Betahwalang, Ahmad Mufid (41), mengatakan, rajungan yang telah pihaknya kumpulkan akan dia setor ke industri perikanan di Pati dan Semarang untuk dikalengkan kemudian diekspor ke Amerika. Saat ini ada belasan pengepul rajungan di desanya. (*)