TRIBUNNEWS.COM.SUMENEP - Niat Hafid (55), warga Dusun Toggung, Desa Dasuk Timur, Kecamatan Dasuk, Sumenep, untuk menghalau burung pemakan padi dengan petasan berbuah petaka.
Petasan yang dibuatnya meledak lebih dahulu sebelum digunakan menghalau burung.
Akibatnya, Hafid dan istrinya, Jumaati (45) terkena ledakan. Bahkan Hafid yang tubuhnya hancur akhirnya meninggal dunia ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Moh Anwar Sumenep.
Sedang Jumaati yang menderita luka bakar sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit yang sama.
"Sebenarnya ada tiga orang yang menjadi korban, yakni Hafid, Jumaati, dan Hammad (35), menantu Hafid. Dua luka serius, sedang Hammad luka ringan," kata Fauzan (23), cucu Hafid kepada Surya, Sabtu (14/2/2015).
Kejadian tersebut bermula dari kekesalan Hafid, terhadap burung yang sering mengganggu tanaman padinya di sawah. Ia berencana membuat petasan, untuk mengusir dan menakut-nakuti burung liar tersebut.
Ketika baru pulang dari sawahnya dan sehabis sarapan serta minum kopi, Hafid berniat menyampaikan rencananya membuat petasan kepada Jumaati. Kebetulan saat itu Jumaati sedang membuat rempah-rempah di rumah.