TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - "Tolong, tolong, tolong," teriak Ronaldu Domaros (21) saat tercebur ke Tukad Mati, Jalan Buana Raya Gang Tribuana, Padangsambian, Jumat (20/2) sekitar pukul 11.30 Wita.
Melihat temannya yang tak bisa berenang itu, Sutikno (20) langsung menceburkan diri untuk menyelamatkan. Namun naas, keduanya malah hilang terbawa arus dan belum bisa diketemukan.
Kemarin siang, sekitar pukul 11.00 Wita ketika hujan turun deras-derasnya, Wagiyo (37) melihat ular piton menyeberang dari sungai di sisi tempat sablonnya. Pemilik sablon batik itu kemudian menyuruh anak buahnya yang saat itu sedang libur kerja untuk menangkap ular piton itu.
Ketiga anak buahnya, yakni Sutrisno (18), Sutikno, dan Ronaldu lalu bersiap menangkap ular itu. Mereka lalu mengajak Drajat (15), Basir (20), dan Gimun(40). Mereka berenam lalu pergilah menyeberang melewati jalur darat mengendarai sepeda motor. Selanjutnya mereka turun dari sisi Kantor BRI dekat traffic light Jalan Mahendradatta-Jalan Buana Raya.
Mereka berenam lalu menyusuri jalan hingga sampai di bibir sungai. Ular terlihat. Mereka sepakat Ronal yang bertugas menarik ular dari lubang tempat ular bersembunyi.
Ekor ular piton sepanjang lebih 3 meter itu dipegang Ronald. Ular pun ditarik. "Byur.. Ronal kecebur sungai. Dia kaget saat kepala ular yang dia tarik menganga dan mengarah padanya," ujar Sutrisno ditemui di tempat kejadian, Jumat siang.
Ronald tercebur. Gimun dengan sigap lalu menangkap si ular. Sementara Sutikno yang melihat Ronal tercebur segera menceburkan diri untuk menolongnya.
Sutik (Sutikno) sempat membawa dia (Ronal) ke pinggir sungai. Kita sempat pegang Sutik, sementara Ronal pegang kaki Sutik. Tapi yang pegangin tangan Sutik kayanya gak kuat, dan mereka kelepas," cerita Sutrisno sambil menunjuk tempat mereka terpeleset.
Keduanya lalu terbawa arus yang saat itu semakin membesar. Teriakan keduanya semakin tidak terdengar, semakin menjauh dan kalah dengan suara deras hujan.
Sutrisno dan tiga rekan lain mengejar. Warga lain yang tahu ikut mengejar, termasuk Wagiyo, pemilik sablon.
"Mereka saya lihat sudah di pinggir, saya kira ketolong. Ternyata terbawa arus," ujar Wagiyo ditemui di DAM Tukad Mati di Jalan Gunung Soputan, Jumat (20/2) sore.
Ular piton yang menyebabkan Ronal kaget dan terpeleset ini bukanlah sosok yang baru. Sebelumnya ular itu pernah ditangkap sekitar dua tahun lalu dan dipelihara Wagiyo. Namun hanya sehari semalam karena menghilang secara misterius.
"Dulu sekitar dua tahun lalu sudah pernah ditangkap. Lalu saya masukin ke aquariun dan saya tutup atasnya. Saya kaget saat melihat besok sudah tidak ada di tempatnya," ujar Wagiyo.
Wagiyo tidak tahu bagaimana ular itu bisa keluar, padahal hanya ada lubang yang diameternya sekitar 3 cm. Sementara kepala ular lebih besar dari lubang itu.
Saat ditemukan dua tahun lalu ukuran ular piton itu sudah cukup besar. Panjangnya mencapai 3,15 meter. Ukuran yang tidak mungkin untuk keluar lubang. Sementara untuk ukuran yang sekarang, ia belum bisa memastikannya.
"Tadi ularnya sudah saya pegang, tapi akhirnya saya lepaskan lagi ke sungai karena ada korban," ujar Gimun, yang membawa ular setelah ditarik Ronal dari lubang persembunyian.
Informasi yang beredar di tempat kejadian, ada yang mengatakan ular piton tersebut ada hubungannya dengan pura di sungai di bawah pohon besar yang letaknya sekitar 100 meter dari ular ditemukan. (*)