"Kalau tidak dengan cara menawarkan seks, mau dapat dari mana uang tambahan. Uang ini pun nantinya dibagi lagi dengan pengelola pijat," kata Viona, salah satu pekerja panti pijat plus-plus tersebut.
Untuk mendapatkan layanan seks di Spa & Massage, setiap tamu harus membawa uang yang lebih banyak lagi. Viona sendiri mematok harga Rp 500 ribu, jika tamunya mau layanan "tambahan".
"Kalau Rp 100 ribu, untuk perlengkapan wanita saja tidak cukup," katanya.
Dia mengaku punya sederet pengalaman panjang melayani laki-laki hidung belang.
Sementara Ayong selaku penanggung jawab salah satu panti pijat atau Massage & Spa, mengaku kegiatan pelayanan seks berselubung ini sudah lama dilakukan.
Agar usahanya berjalan lancar, dia sudah menyiapkan uang setoran bulanan kepada oknum pemerintah yang mengeluarkan perizinan dan pihak keamanan.
"Jika hanya pijat saja, tidak akan mungkin tamu akan datang setiap hari. Dengan adanya plus-plus, tempat Massage & Spa sudah tentu ramai berkunjung. Di Batam ini semua Massage & Spa melakukan hal yang sama," katanya.