Laporan Wartawan Tribun Timur, Waode Nurmin
TRIBUNNEWS.COM, SUNGGUMINASA - Aminah Daeng Nganne (45), warga Kelurahan Bonto-bontoa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ternyata memiliki alasan kuat untuk menolak jenazah anaknya.
Sebab, Aminah mengaku terlalu sakit hati karena sang anak, Syahrul Alam (25), tega menampar dirinya dan membunuh suaminya.
Bukan hanya jenazahnya saja yang ditolak pihak keluarga, Aminah mengakui tidak tahu dan tidak mau tahu di mana anak keduanya itu dimakamkan oleh RS Bhayangkara Makassar.
"Saya tidak tahu di mana dikuburkan. Saya tidak tahu apa-apa tentang dia. Kapan dia meninggal. Tidak tahu saya," ujarnya saat ditemui Tribun di kediamannya, BTN Gowa Indah Mas, Kelurahan Bonto-bontoa, Kecamatan Somba Opu, Senin (9/3/2015).
Penuturan Aminah yang menjadi tulang punggung keluarga itu, informasi meninggalnya Syahrul dikabari oleh kepolisian Gowa, saat kedua malam takziah ayahnya, Nasrun Daeng Ngerang (65).
"Datang polisi waktu itu malam. Bilang Syahrul meninggal. Tapi kita langsung tolak karena lagi takziah juga," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Mayat Syahrul Alam (25), pemuda penampar ibu dan pembunuh ayah kandungnya, akhirnya dimakamkan oleh pihak RS Polri Bhayangkara, Makassar, Minggu (8/3/2015).
Pihak keluarga menolak memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah yang meninggal di Klinik Mapolres Gowa, di Sungguminasa, Sabtu (7/3/2015) pekan lalu.
Ibu kandung almarhum Syahrul, Aminah Daeng Nganne (45), yang masih dalam kondisi berduka atas suami meninggal, menolak mengakui Syahrul sebagai anak kandungnya.