Tanahnya lebih kering. Meski tak semua panjang gua terjelajahi, tapi bisa dilihat kemilau batu di dalamnya.
Bentuk stalaktit tak hanya runcing-runcing saja. Tapi juga bentuk lain. Sedang yang stalakmit, ada yang berbentuk seperti dolphin.
Mereka sudah menyiapkan senter. Untuk masuk ke dalam, saya harus membungkukkan badan.
"Hayo..sudah kesini sekalian masuknya. Biar tahu," ajak Hartono. Jalannya masih agak licin.
Untuk turun ke bawah harus hati-hati. Akhirnya berempat masuk ke gua.
Dikisahkan Mulyono, dirinyalah yang kerap menelusuri gua itu. Sehingga ia sangat hafal kontur di dalamnya.
Meski masih ditutup untuk umum, pernah juga ada sebuah kelompok pecinta alam mau nekad masuk gua itu. Untung ia juga mengawasi mereka.
"Dengan bekal satu senter, rawan jika mereka nekat masuk," katanya.
Sehingga kalau ada yang mau kesana, perlu membawa guide gua itu yaitu Mulyono. Ada dua titik yang sulit di gua itu yang rencananya akan diberi tangga.
Sebab ada parit berkedalaman 1,5 meter. Jika tidak hati-hati, bisa tergelincir di parit itu. Meski kerap kesana, ia juga masih penasaran akhir gua itu.
"Mau menelusuri semua, saya juga perlu persiapkan matang. Setidaknya butuh teman," ungkap Mulyono yang tinggal di pondok kayu sekitar 1 Km dengan gua Harta bersama istrinya.