News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyandang Tuna Netra Ini Memanjat Pohon dan Mengupas Kelapa

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pria tunanetra ini memiliki kelebihan memanjat kelapa sambil memutar badan di atas pohon kelapa. Pria ini juga mampu mengenali pohon kelapa yang berbuah dan matang hingga pohon kelapa yang sudah mati hanya dengan menggunakan kekuatan insting dengan cara meraba dan mengetuk-ngetuk pohon kelapa.

Dia juga memilih profesi sebagai “passukke anjoro” atau tukang kupas kelapa dan tukang panjat kelapa atau “patteke anjoro” hingga kini.

Dia juga memiliki kemampuan untuk mengupas sabut kelapa dengan menggunakan alat dari besi yang salah satu ujungnya runcing dan tajam dan tungkainya dibenamkan ke tanah.

Nurdin tak takut sedikit pun terkena besi tajam. Padahal salah sedikit saja tangannya bisa terluka.

Untuk bekerja setiap hari, Nurdin biasanya diantar istrinya, Sutra (25). Sutra menjadi penunjuk jalan ke lokasi kebun milik warga.

Sejak istrinya hamil tua, Nurdin mengaku mengurangi permintaan warga yang membutuhkan jasanya lantaran khawatir dan cemas akan kondisi keselamatan istri dan jabang bayinya.

Maklum, istri Nurdin sudah dua kali keguguran lantaran ikut bekerja keras membantu suami di tempat kerjanya. Karena tak ingin gagal lagi, Nurdin memilih mengurangi permintaan jasa dari langganannya.

Menabung

Dari pekerjaan sebagai pengupas kelapa, Nurdin mampu menafkahi keluarganya termasuk membeli rumah sederhana yang ditinggalinya bersama istrinya.

Nurdin dan Sutra sendiri menikah empat tahun lalu. Meski sudah lama menikah, mereka masih menanti momongan hingga kini. Kini, istrinya tengah hamil tua.

Nurdin biasanya dibayar Rp 70 mengupas per biji kelapa. Nurdin biasanya mampu mengupas kelapa hingga 500 biji dalam tempo lima jam. Sementara itu, upahnya sebagai tukang panjat kelapa dibayar Rp 2.500 per pohon kelapa.

Dari hasil pendapatannya Rp 25.000 per hari, Rp 5.000 ditabung secara rutin tanpa sepengetahuan istrinya. Sisa Rp 15.000 diserahkan kepada istri untuk kebutuhan biaya hidup seperti membeli beras, lauk pauk dan kebutuhan lainnya.

Sementara itu, untuk membeli kebutuhan baju untuk istri dan lainnya diperoleh dari hasil tabungannya per hari.

Sayangnya, profesi sebagai pengupas atau tukang panjat kelapa ini tak bisa dilakukan Nurdin setiap hari karena memang warga tak selalu meminta jasanya setiap hari.

Untuk menyambut kelahiran anaknya akhir Maret ini, Nurdin mengaku telah menyiapkan biaya bersalin, termasuk membelikan pakaian dan kebutuhan susu untuk jabang bayinya kelak dari hasil tabungannya selama setahun terakhir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini