Laporan Wartawan Surya, Ahmad Amru Muiz
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Tingginya tingkat keterpilihan Tri Rismaharini dalam Pemilihan Wali Kota Surabaya 2015, membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjagokan kembali wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.
"Warga Surabaya tidak bisa dibohongi. Mereka enggan disodori calon pemimpin yang belum terbukti mampu memimpin Surabaya, makanya kami inginkan Bu Risma bersedia diusung PKB," kata Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin, Kamis (19/3/2015).
Menyikapi sejumlah nama yang kini dimunculkan dan diwacanakan oleh sejumlah pengurus DPC PKB Surabaya, menurut Syamsul, sah-sah saja karena sebatas penilaian pribadi bukan organisasi.
Tapi belum tentu nama-nama yang dimunculkan bisa menjamin PKB bakal memenangkan Pemilihan Wali Kota Surabaya jika melawan Tri Rismaharini.
"Maka dari itu, kami belum mengubah keinginan untuk bisa mengusung Bu Risma. Jika Bu Risma mau kami usung tentu Parpol lain pasti ikut bergabung PKB untuk bisa mengusung bersama-sama," tandas Syamsul Arifin.
Syamsul mengakui secara etika politik, Risma masih milik PDI Perjuangan. Sehingga bagi parpol lain termasuk PKB tak bisa mengusungnya. Kecuali bila Risma sudah mengeluarkan keputusan tak lagi bersedia diusung PDI Perjuangan.
"Jadi mungkin persoalan itu yang kini mengganjal Bu Risma untuk mengambil keputusan. Bu Risma ingin menyelesaikan kontrak kerja sebagai Wali Kota Surabaya dengan PDIP yang mengusungnya dalam Pilwali 2010 lalu," ujar Syamsul.
PKB kini masih menjajaki koalisi dengan PDI Perjuangan. Belum ada pembicaraan antara PKB dengan PDI Perjuangan terkait koalisi nanti. Demikian juga wacana koalisi besar parpol untuk menghadapi Tri Rismaharini, tambah Syamsul.
"Jadi kami nanti akan bicara dengan jajaran pengurus untuk tidak sekehendaknya terkait Pilwali agar tidak berjalan sendiri-sendiri," sambung Syamsul Arifin.
Sementara Partai Demokrat yang memiliki enam kursi DPRD Surabaya hingga kini belum berani ikut meramaikan bursa nama calon wali kota dan calon wakil wali kota. Para pengurus DPC Partai Demokrat Surabaya berdalih menunggu instruksi DPP PD terkait Pilwali Surabaya.
"Jadi kami belum ada langkah apapun terkait Pilwali. Kami masih terus menunggu instruksi DPP saat ini," kata H Junaidi, Sekretaris DPC PD Surabaya.
Sumber di internal Partai Demokrat Surabaya menyebutkan, Partai Demokrat terkesan lambat dalam menentukan nama Cawali-Cawawali karena tidak memiliki nama kuat. Baik dari nama-nama di DPP PD maupun DPD PD Jatim dan DPC PD Surabaya dinilai kurang bisa menjanjikan untuk bisa menang dalam Pilwali.
"Maka dari itu, PD cukup hati-hati dalam Pilwali Surabaya jika ingin menang. Dan nama Tri Rismaharini dinilai memiliki potensi besar menang Pilwali sehingga terus menjadi pertimbangan untuk bisa diusung PD," tutur sumber Surya.