TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA,- Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, penembakan dua anggota TNI di Aceh pada Senin (23/3/2015), diduga terkait penemuan tiga ladang ganja oleh prajurit TNI. Moeldoko menduga, para pemilik ladang ganja tersebut merasa tidak nyaman dengan keberadaan anggota TNI di wilayahnya.
"Semua kasus ini dalam konteks pidana. Prajurit saya temukan tiga ladang ganja dan juga menemukan sabu-sabu. Mungkin mereka (pelaku penembakan) terganggu dengan itu," ujar Moeldoko saat ditemui di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/3/2015).
Moeldoko mengatakan, beberapa waktu sebelum terjadi penembakan, prajurit TNI menemukan tiga ladang ganja di Aceh. Masing-masing ladang seluas 15 hektare, 8 hektare, dan 1,5 hektare.
Menurut Moeldoko, hingga saat ini TNI bekerja sama dengan Polri sedang melakukan proses indentifikasi terhadap para pelaku penembakan.
"Perintah saya sudah jelas, cari pelaku sampai ketemu," kata Moeldoko.
Dua anggota Kodim 0103 Lhokseumawe bernama Serda Indra Irawan (41) dan Sertu Hendrianto (36), ditemukan tewas dengan keadaan tangan terikat ke belakang, tubuh penuh luka tembak, dan hanya mengenakan celana dalam.
Selain itu, ada 12 selongsong peluru AK-47 dan tiga selongsong peluru M-16 ditemukan di sekitar jenazah.
Saat dikonfirmasi pada Selasa (24/3/2015), Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen Wuryanto menjelaskan, Indra dan Hendri sebenarnya pergi ke Kampung Alu Papan, Desa Alumbang, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, untuk bertemu sang kepala mukim (kepala desa) setempat.
Menurut Wuryanto, kedua anggota TNI tersebut sedang melakukan pembinaan masyarakat di bidang pertanian dan sosialisasi nilai-nilai kenegaraan. Namun, saat kembali dari tugasnya, Indra dan Hendri yang mengenakan pakaian preman, tiba-tiba disergap oleh beberapa orang bersenjata yang tidak dikenal. (Abba Gabrillin)