Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Ariyanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jajaran Polres Bantul menemukan indikasi adanya dua warga kabupaten ini yang terlibat dalam gerakan radikal Negara Islam Irak Suriah (ISIS).
Dua orang tersebut berasal dari Kecamatan Bambanglipuro dan Banguntapan.
Kapolres Bantul, AKBP Surawan menerangkan, warga Bambanglipuro yang diduga terlibat ISIS saat ini masih berada di Suriah. Sedangkan untuk warga Banguntapan sudah kembali ke kampung halamannya sekitar 1 tahun lalu.
Polisi mencurigai dua orang tersebut karena melihat rekaman imigrasi yang menunjukkan jika mereka sering pulang pergi ke Suriah. Namun hingga saat ini, Surawan belum melakukan interogasi mendalam untuk memastikan dugaan tersebut.
"Kita pantau lalu lintas imigrasinya. Tapi yang Banguntapan belum mengaku. Umurnya ada yang di atas 40 tahun, ada yang masih muda," ungkap Surawan, Rabu (1/4/2015).
Tidak diketahui secara pasti apa kegiatan dua orang tersebut sehingga harus pulang pergi Suriah. Begitu pula dengan pekerjaannya. Namun saat ini, warga Banguntapan yang dicurigai sibuk melakukan dakwah.
Surawan mengaku belum mengetahui bagaimana pola perekrutan ISIS terhadap warga Bantul. Dari pantauannya, Kecamatan Bambanglipuro dan Banguntapan juga bukan basis ISIS.
Namun Surawan meyakini jika di kabupaten ini ada beberapa orang yang menjadi simpatisan gerakan tersebut.
Untuk mencegah penganutnya semakin berkembang, Surawan sengaja menggandeng Habib Syech agar menyadarkan masyarakat bahwa Islam itu bukan agama yang suka kekerasan.
"Masih tergabung dalam kelompok Jakarta, jadi kita belum tahu detil. Mereka tertutup jadi agak sulit," tambahnya.
Sedangkan Kapolsek Bantul, Kompol Fajar Pamuji mengatakan, akhir-akhir ini pihaknya memang sering melakukan sosialisasi bahaya ISIS ke masyarakat.
Ia langsung menyasar ke Kaum Rois yang biasa mengurus masjid agar dapat menyampaikan ke jamaahnya.
"Agar tidak ada warga yang terlibat," kata Fajar. (tribunjogja.com)