TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Selain batu akik, batu fosil kayu ulin mulai diburu oleh kolektor batu di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Hal ini terlihat dari pameran batu akik yang diselenggarakan oleh Kepolisian Resort Nunukan yang mulai digelar hari ini, Rabu (8/4/2015).
Salah satu pemburu batu fosil kayu di Kabupaten Nunukan Henry mengatakan, satu buah batu fosil kayu bisa bernilai Rp 1,5-8 juta karena fosil batu kayu tersebut masih dalam keadaan mentah.
”Yang lokal dari Rp 1,5 juta sampai 8 juta. Yang membedakan fosil batu ini selain motif dan ukuran juga dibedakan dari keras tidaknya fosil,” ujarnya, Rabu (8/4/2015).
Selama tiga bulan menggeluti penjualan batu fosil kayu, Henry mengaku sudah mampu mengumpulkan uang lebih dari Rp 20 juta. Untuk mencari batu fosil kayu, Henry baru melakukan pencarian di sungai sungai sekitar hutan lindung Pulau Nunukan.
Menurut dia, jenis batu fosil kayu yang diminati kolektor adalah fosil dari kayu ulin yang dulunya banyak terdapat di hutan Kalimantan. Selain beralur bagus, fosil kayu ulin memiliki kekerasan di atas rata-rata batu fosil dari jenis kayu lain.
“Fosil tulang kayu ulin yang paling diminati karena uratnya bagus dan keras. Kalau dipukul bunyinya macam besi,” imbuhnya.
Dari sepuluh koleksi miliknya yang dipamerkan, Henry mengaku semuanya sudah dipesan oleh salah satu pengusaha sawit di Nunukan. Menurut dia, jika batu fosil kayu diolah dengan melakukan pembersihan dan menggosok hingga mengilap, satu batu fosil kayu mampu dijual hingga lebih dari Rp 20 juta.
“Kalau bisa mengolah menjadi barang jadi, fosil dari Nunukan harganya bisa lebih dari Rp 20 juta tergantung ukurannya. Tapi kita masih kesulitan peralatannya,” ujar Henry.(Kontributor Nunukan, Sukoco)