TRIBUNNEWS.COM, MAJENE - Keterbatasan fisik akibat kedua kakinya lumpuh karena terserang polio sejak lahir tak menghalangi bocah irsyad (12), berjuang demi bersekolah seperti anak-anak seusianya.
Bocah asal Dusun Lombo'na, Desa Tubo Tengah, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat ini kerap mendatangi sekolahnya dengan cara merayap setahap demi setahap hingga sampai ke sekolah jika alat bantu jalan pemberian orang sedang rusak.
Meski cacat fisik, Irsyad berhasil meraih rangking pertama sejak sekolah.
Beginilah keseharian irsyad, ia bangun lebih pagi agar bisa mempersiapkan diri ke sekolah lebih cepat agar tidak terlambat ke sekolah.
Meski mengalami keterbatasan fisik akibat kedua kakinya lumpuh, namun hampir seluruh pekerjaan dilakukan Irsyad seorang diri dengan cara merayap.
Mulai dari mandi, memakai seragam sekolah seperti baju dan sepatu. Adiknya Huriyansah (7) yang kini duduk di kelas satu SD ini kerap membantu sang kakak memakai celana karena tak mampu berdiri sambil mengenakan seragam sekolahnya.
Agar tidak terlambat, Irsyad berangkat ke sekolah lebih awal. Irsyad kerap merayap setahap demi setahap hingga tiba di sekolahnya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.
Alat bantu besi yang mirip kursi roda yang dirakit keluarganya sendiiri inilah yang menjadi tumpuan Irsyad untuk memudah diirinya sampai ke sekolah.
Meski kontur jalan di sepanjang rute dari rumah ke sekolahnya cukup menantang karena kondisi medannya terjal dan menanjak, namun alat ini diaku Irsyad cukup membantu dirinya.
Jika kelelahan mendorong alat bantu ini di tengah jalan, sejumlah teman sekolahnya yang menaruh simpatik pada sosok Irsyad yang dikenal sederhana dan santun ini kerap membantu mendorong hingga sampai ke depan pintu kelasnya di madrasah ibtidaiyyah Darul Dakwah Wal Irsyad Lombo'na Majene.
Irsyad pernah mendapat bantuan skuter dari dermawan, namun sarana transportasi untuk Irsyad ini tak bisa ia gunakan lantaran kedua kakinya lumpuh dan tak bisa dijadikan sandaran.
Kehilangan Ibunda
Irsyad mengalami cacat fisik karena kedua kakinya lumpuh akibat terserang polio sejak kecil, ia termasuk siswa yang paling menonjol dan berprestasi di sekolahnya.
Sejak kelas satu hingga kelas tiga SD, ia meraih rangking pertama di sekolahnya.