Laporan Wartawan Tribun Timur, Chaerul Fadli
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Indonesia (Asprindo), Muhammad Asaf mengatakan, selain modal, persaingan bisnis dengan industri asing pada pasar bebas mendatang juga menjadi masalah untuk perkembangan bisnis industri makanan dan minuman di Sulsel.
"Kita punya banyak kendala, termasuk di teknologi dan kita yang belum memadai," kata dia, Senin (11/5/2015). Ia memrediksi, pertumbuhan produksi industri pengolahan ini bisa mandeg di triwulab kedua (April-Juni) 2015.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel merilis Berita Resmi Statistik (BRS) pada 5 Mei lalu. Hasil kajian yang dilakukan lembaga pemerintah ini mencatat produksi industri makanan dan minuman skala besar dan menengah naik 1,23 persen pada kuartal pertama 2015 dari 7,12 persen pada akhir 2014.
Untuk industri makanan skala kecil di Sulsel, turun 16,75 persen dari kuartal akhir 2014 ke triwulan pertama (Januari-Maret) 2015. Industri minuman skala kecil merangkak 0,42 pada periode yang sama. (*)