TRIBUNNEWS.COM.DENPASAR - Maraknya peredaran narkoba di Lapas Kerobokan membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) Denpasar mencurigai ada permainan di dalam lapas.
BNN bahkan menuding sipir terlibat dalam peredaran narkoba di lapas yang seharusnya mereka jaga.
Dalam waktu dekat BNN akan meminta penjelasan jajaran pimpinan lapas terkait pengawasan di Lapas Kerobokan.
Plt Kepala BNN Denpasar, Agung Putra Wijaya kepada Tribun Bali mengatakan, pihaknya meyakini ulah sipir nakal turut menyuburkan sindikat narkoba di Lapas Kerobokan.
"Main mata antara sipir dan napi itu jelas ada. Makanya peredaran narkoba di lapas itu berkembang subur," kata Agung saat ditemui di Kantor BNN Denpasar, Bali Senin (25/5/2015).
Agung menyatakan, pengawasan di wilayah sengaja dikendorkan sehingga peredaran narkoba tetap bertumbuh subur. Apalagi, 60 persen penghuni Lapas Kerobokan adalah narapidana kasus narkoba.
Saya yakin kalau pengawasan secara ketat dilakukan setiap hari, tidak mungkin peredaran narkoba bisa berjalan," ucap Agung.
Informasi dari beberapa mantan narapidana di Lapas Kerobokan juga mengakui bahwa narkoba sangat mudah ditemukan di dalam lapas.
"Di setiap pintu kan ada penjaga, tapi kok barang itu bisa masuk," ujarnya dengan nada heran.
Agung menyesalkan, langkah pemberantasan narkoba yang dijalankan BNN malah tidak didukung oleh pihak lapas sejatinya adalah penegak hukum.
"Percuma kami operasi gencar di luar tapi di dalam lapas malah lancar," keluhnya.
Pihaknya juga terus mendorong pembangunan lapas khusus bagi narapidana narkoba yang akan dibangun di Kabupaten Bangli.
"Rencana tahun ini atau tahun depan sudah dibangun. Lahannya juga sudah disiapkan," kata Agung.
Ia berharap, jajaran Lapas Kerobokan dapat segera memperbaiki kinerjanya.
Pimpinan harus berani menindak sipir nakal yang mencoreng nama baik lapas terbesar di Bali tersebut.
Menurutnya, jika pengawasan yang dilakukan jajaran lapas optimal, maka sweeping pihak kepolisian tidak perlu dilakukan. (*)