TRIBUNNEWS.COM.SEMARANG- Belum tuntas permasalahan beras plastik, warga Kabupaten Semarang juga dikejutkan dengan kabar mengenai beredarnya kemiri palsu. Buah atau biji kemiri yang biasanya dimanfatkan sebagai salah satu rempah dalam masakan, diduga dipalsukan dengan menggunakana bahan lain.
Pengelola warung makan Tanto Tanti Bandungan, Kabupaten Semarang, Watiningsih (38), mengaku menjadi salah satu korbannya. Warga Desa Kenteng, Bandungan ini mengatakan, sebelum geger beras palsu, dirinya pernah menjadi korban pemalsuan bumbu dapur kemiri.
Bentuknya sangat mirip dengan kemiri, tapi saat ditumbuk dan dimasak bumbu tersebut menggumpal.
“Kemiri itu baru ketahuan kalau palsu, setelah bumbu yang ditumbuk itu dimasak. Tahu-tahu bumbu rica-rica itu menjadi lengket seperti jenang," kata Watiningsih, Selasa (26/5/2015).
Lantaran curiga, Watiningsih langsung mengecek kemiri sisanya yang belum dipakai. Ternyata saat dicek, kemiri yang dibelinya dari pedagang bumbu di salah satu pasar tradisional di Kabupten Semarang tersebut terbuat dari tepung (Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)
"Ternyata tidak seperti kemiri biasanya. Perkiraan kami kemiri itu dibuat dari tepung. Terpaksa masakan tidak jadi kami jual. Kalau dibiarkan kami pedagang masakan akan rugi besar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan, M. Natsir mengatakan, pihaknya bersama Satpol PP, Selasa (26/5/2015), juga melakukan inspeksi mendadak ke pasar Projo Ambarawa untuk memantau peredaran kemiri. Hal itu dilakukan setelah sebelumnya ada informasi adanya dugaan beredarnya kemiri palsu yang terbuat dari tepung itu.
"Tim gabungan sudah bergerak melakukan pengecekan dan belum ada temuan apa pun. Termasuk kami mengecek adanya dugaan Kemiri palsu di Pasar Projo,” kata Natsir.
( Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)