News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Tragis Angeline

Polisi Temukan Bantal Milik Ibu Angkat Angeline di Kamar Agus

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi Rumah Angeline Saat Ditemukan

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Hingga saat ini Polresta Denpasar masih melakukan pendalaman terhadap sejumlah saksi terkait ditemukannya jasad Angeline.

Termasuk ibu asuhnya yakni Margareith Ch Megawe.

"Kami masih mendalami kasus tersebut. Saat ini memang belum selesai. Jadi belum bisa menyimpulkan apakah dia terlibat atau tidak," kata Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana, Jumat (12/6/2015) dini hari.

Namun demikian, ia membenarkan seputar penemuan bercak darah di tisu yang ditemukan di kamar Margareit.

Terkait dengan hal itu pihaknya saat ini masih mengirimkan bercak darah di tisu tersebut ke Laboratorium Forensik Mabes Polri.

"Termasuk DNA korban, ibu dan bapak kandungnya," kata dia.

Selain menemukan bercak darah di dalam kamar Margareith, pihaknya berhasil menemukan bantal milik Margareith di kamar Agus.

Saat ini, kata Kombes Sudana, bantal tersebut sudah dibawa ke Polresta Denpasar untuk dijadikan barang bukti.

"Ya kami jadikan itu sebagai alat bukti. Kami masih menyelidikinya," terangnya.

Terkait status Margareith yang sudah diperiksa selama 1X24 jam, mantan Kabid Propam Polda Bali ini juga mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan secara intensif dengan yang bersangkutan.

"Masih kita dalami keterkaitan dia dengan kematian korban. Apakah ada atau tidak itu lihat hasil penyidikan nanti," katanya.

Kemarin pihaknya sedang melakukan gelar perkara terkait penyerahan jenazah.

Namun untuk penyerahannya masih menunggu hasil tes laboratorium forensik Mabes Polri.

Tangan misterius menjerat leher Angeline

Tersangka Agus Tai Hamdani ternyata bukan orang yang menjerat leher Angeline, bocah perempuan delapan tahun yang ditemukan tewas dan dikubur di belakang rumah ibu angkatnya setelah hilang selama 25 hari.

Dalam pra-rekonstruksi yang digelar Polresta Denpasar di rumah ibu angkat Angeline di Jalan Sedap Malam No 26 Kesiman, Denpasar, Bali, Kamis (11/6/2015) siang, tidak ada adegan Agus menjerat leher korban.

Penasihat hukum Agus, Haposan Sihombing, seusai mengikuti pra-rekonstruksi mengatakan kliennya melakukan 19 adegan.

"Ini menjadi tugas polisi untuk mengungkap pelaku yang menjerat leher Angeline," ujar Haposan.

Ia mengatakan, dalam pra-rekonstruksi terlihat ada tali namun tidak digunakan oleh Agus untuk menjerat leher Angeline.

Dalam pra-rekonstruksi tergambar Agus membunuh Angeline pada pukul 16.00 Wita dan menguburkan pada pukul 20.00.

Sedangkan, pada petang hari itu Margareith, ibu angkat korban, telah mengetahui Angeline hilang.

Secara logika ketika mengetahui Angeline hilang seharusnya Margareith mencari keberadaan anaknya di sekeliling rumah.

"Kan mayat itu ada di kamar Agus, baru pada pukul 20.00 dikuburkan. Masak ibu angkatnya tidak mengecek sekeliling rumah. Menjadi tugas kepolisian untuk mengungkap kejanggalan itu," ucap Haposan.

Dalam waktu dekat dirinya akan mencoba menggali fakta‑fakta yang diketahui Agus terkait kasus pembunuhan sadis tersebut.

Ada 19 adegan yang direkakan dalam pra-rekonstruksi untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai kematian anak tersebut.

Menurut Haposan, dari sejumlah adegan tersebut, ada tiga adegan yang mengakibatkan meninggalnya Angeline.

Mulai dari adegan 7 dimana Agus diduga mencekik leher Angeline dengan tangan kiri dan dan tangan kanan.

Setelah mencekik ia kemudian membenturkan kepalanya ke tembok hingga lemas dan meninggal.

Pada adegan ke-9 Agus kemudian membuka celana Angeline dan melakukan kekerasan seksual.

"Adegan ke-10 dia mengambil sprei di samping kamarnya Margareith, dan membungkus jenazah Angeline," jelasnya.

Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustiadi juga mengungkapkan, dalam pra-rekonstruksi tidak terdapat adegan jeratan leher.

Hasil autopsi pada jasad korban ditemukan bekas jeratan tali.

Ia mengatakan, Angeline meninggal karena benturan pada pelipis kanan, pelipis kiri, dan dahi sehingga terjadi pendarahan hebat pada bagian kepala.

"Tahapan autopsi telah selesai," kata Dudut.

Dalam pemeriksaan forensik juga diketahui ada beberapa luka yang diderita Angeline sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Terkait kekerasan seksual, Dudut mengatakan pihaknya tidak dapat melakukan pemeriksaan organ vital korban karena kondisi mayat telah membusuk.

Saat pra-rekontruksi berlangsung, pukul 11.00-12.00 Wita, ratusan warga berdatangan ke tempat kejadian perkara (TKP).

Alhasil kemacetan terjadi di depan rumah Margareith.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini