“Saya kenal akhir tahun 2007 dari seorang teman yang kebetulan dekat juga dia (Margriet). Kami memanggilnya Tante Telly, waktu itu saya dan teman yang sesama penyuka bunga, dari sanalah saya mulai mengenal Margreit,” ujarnya.
Dari perkenalan tersebut, ia pun sering bertemu dan kerap membantu sebagai “sopir” Margriet.
Hingga ia mendengar kabar, bahwa Margriet ingin mengangkat anak.
Namun, dia tak tahu alasan untuk apa Margriet mengangkat anak ini.
“Pada waktu itu Tante Telly maunya mengangkat anak Indonesia, setelah itu ada informasi dari tetangga Margreit di Batubelig, Canggu, ada orang yang ingin melepaskan anak. Dari informasi itu mungkin langsung ditindaklanjuti oleh Margriet. Tapi untuk proses serah terimanya saya tidak mengetahui,” tuturnya.
Dia jelaskan, setelah itu Angeline dibawa, pada waktu itu pula Margriet masih sering wara-wiri Bali dan Jakarta, karena pada waktu itu sang suami, Douglas Scarborough lebih sering tinggal di Jakarta.
“Waktu itu kebetulan mereka masih sering ada di Jakarta, karena pada saat itu suaminya masih hidup, dan keduanya lebih sering balik di Jakarta," kenangnya.
"Saat Angeline diambil oleh Margriet rumah yang di Sedap malam masih dalam proses pembangunan. Dulu rumah yang di Sedap malam masih lapang, tidak sekumuh sekarang, dan si Margreit tidak terlalu telaten dalam mengurusi barang-barangnya,” tambahnya.(Kontributor Denpasar, Sri Lestari)