News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembangunan PLTU Batang Mengancam Penghasilan Nelayan

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdul Hakim (nomor 2 dari kiri) sedang menyampaikan keluhannya di Gedung parlemen Jepang, Kamis (30/7/2015).

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penghasilan para nelayan di Batang Jawa Tengah akan menjadi berkurang jika dibangun PLTU Batang.

"Perikanan di daerah pantai Batang sekitar 80 hektar sangat baik, bahkan para nelayan dari daerah lain banyak yang menangkap ikan di sana," kata Abdul Hakim, nelayan Batang yang menyampaikan keluhannya dan menentang pembangunan PLTU Batang khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (30/7/2015) di Tokyo Jepang.

Saat ini para nelayan Batang sudah baik penghasilannya. Tapi dengan pembangunan PLTU Batang, daerah perairan di Batang akan banyak mengalami perubahan dan penghasilan nelayan akan sangat berkurang.

"Dari 100 persen penghasilan paling banyak hanya bisa menghasilkan 25 persen saja kalau dibangun PLTU Batang," kata Abdul Hakim.

"Kita berjuang 4 tahun menentang pembangunan PLTU Batang. Dengan pembangunan PLTU terumbu karang tempat ikan akan rusak. Lalu juga lingkungan hidup akan rusak, kotor. Saya sudah survei ke tempat PLTU Jepara dan Cilacap. Warga lingkungan jadi penyakitan dan kotor akibat polusi PLTU tersebut," ujarnya.

Oleh karena itu warga Batang menentang pembangunan tersebut.

Ancaman juga dilakukan pihak TNI, polisi dan preman terhadap warga Batang.

"Mereka selalu mengancam saya sampai saat ini dengan menyebutkan sanksi UU No 2 tahun 2012 bahwa tanah udara air untuk kepentingan negara, maka dapat dipenjara. Padahal saya tahu ini proyek milik swasta milik negara," kata warga Batang lain, Cahyadi.

Cahyadi berharap para anggota parlemen Jepang bisa membantu mereka agar pemasokan dana pembangunan PLTU Batang dapat distop dulu.

"Kami berharap para anggota parlemen Jepang dapat menyampaikan kepada JBIC sebagai pemasok dana agar menghentikan pasokan dananya terlebih dulu karena banyak masalah ditentang oleh penduduk setempat di Batang didampingi lingkungan hidup juga ditakutkan akan rusak gara-gara pembangunan PLTU Batang," tambah Cahyadi yang didukung oleh Abdul Hakim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini