TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pelacuran di Dolly memang kembali bergairah, meski tidak seramai sebelum ditutup oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, setahun silam.
Jumlah pelanggan yang datang ke Dolly lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.
Para pelacur atau biasa dihaluskan jadi pekerja seks komersial (PSK) yang dipekerjakan adalah mantan PSK loalisasi Dolly. Rata-rata PSK ini masih bekerja di sekitar Dolly.
Seorang PSK, Anggi, mengaku setiap harinya bekerja di sebuah salon. Dia kembali ke dunia hitam sejak tiga bulan lalu. Awalnya dia enggan kembali berkecimpung ke prostitusi.
“Salon kan tidak selalu ada pelanggan. Kadang sehari tidak ada yang datang,” kata Anggi, Selasa (25/8/2015).
Minimnya pendapatan dari salon inilah yang membuat Anggi menerima tawaran mucikari.
Apalagi dia harus menanggung biaya hidup anaknya di Madiun.
Menurutnya, bisnis esek-esek sekarang memang berbeda dengan sebelumnya. Anggi bisa melayani lima pelanggan sebelum Dolly ditutup.
“Sekarang jarang ada pelanggan. Kadang hanya ada satu pelanggan dalam sepekan,” tambahnya.