News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Yasmudi, Tukang Pijat yang Sering Ditendang Pasien

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sapi kurban

TRIBUNNEWS.COM - Tidak semua orang bisa menjalankan profesi sebagai tukang pijat sapi. Sebab harus benar-benar memiliki keahlian khusus, tanpa rasa takut apalagi risih.

Jasa dari profesi ini memang sedang banyak dibutuhkan oleh para peternak sapi menjelang hari raya Idul Adha ini. Adalah Yasmudi (58), salah seorang tukang pijat yang sudah dua puluh tahun menekuni profesi langka ini.

Suka duka telah dirasakan warga Dusun Ngresap Desa Polengan Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini selama menjadi tukang pijat sapi dan hewan ternak lainnya.

Tidak jarang Yasmudi mengalami cidera pada kaki dan tangannya karena ditendang oleh sapi saat sedang memijat.

Belum lagi sapi yang suka membuang kotoran sembarangan dengan aroma yang tentu menjijikkan bagi orang lain.

"Ini kaki saya 'dekok' (penyok) karena ditendang sama sapi. Baju kotor dan bau kena kotoran juga sudah biasa," ucap Yasmudi sembari memperlihatkan bekas luka pada kaki kirinya, Sabtu (19/9/2015).

Kakek satu cucu ini mengatakan, sebelum memijat ia juga harus mengetahui kondisi kesehatan sapi karena akan disesuaikan dengan teknik memijat.

Apabila mata sapi terlihat berair atau menangis, muka pucat, kepala diletakkan, tidak mau berdiri, itu tanda sapi sangat kelelahan. Sapi seperti ini akan berontak jika dipijat.

"Sama halnya manusia, kalau sedang tidak sehat, sangat kelehanan maka akan kesakitan saat dipijat. Dia akan berontak," ucap Yasmudi.

Tidak sengaja

Yasmudi menceritakan, menjadi seorang tukang pijat bermula dari ketidaksengajaan. Ketika itu ia memiliki seekor kerbau yang biasa digunakan untuk membajak sawah.

Suatu saat kerbaunya terlihat pincang dan tak mau membajak. Yasmudi lalu memijat-mijat kerbaunya beberapa saat.

"Saya coba pijat-pijat sebisanya pada kaki dan badan kerbau, setelah dipijat ternyata sembuh. Kerbau saya tidak pincang lagi. Nah sejak itu banyak teman dan tetangga yang minta tolong saya untuk memijat kerbaunya," ucap Yasmudi.

Bapak tiga putra ini pun terus berlatih teknik memijat memijat meski dengan otodidak. Hingga kini, Yasmudi tidak hanya mahir memijat sapi dan kerbau akan tetapi juga kambing, kuda, dan manusia.

Sedangkan peralatan yang diperlukan saat memijat sapi cukup sederhana, yakni hanya menggunakan balsem gosok. Jumlahnya tergantung ukuran dan kondisi kesehatan sang sapi.

"Kalau sapi tidak terlalu capek cukup satu botol. Kalau sakitnya parah dan besar bisa butuh 3-6 botol balsem gosok yang paling panas," tuturnya.

Setiap hari, terlebih menjelang hari raya kurban, order memijat sapi terus berdatangan. Ia bisa memijat 1 - 4 ekor sapi setiap hari, bahkan pada waktu tengah malam pun Yasmudi kerjakan.

Order datang tidak hanya dari Kabupaten Magelang tetapi sudah sampai Kota Magelang dan Yogyakarta. "Saya tidak mematok ongkos memijat. Semampunya saja," ucap dia yang sehari-hari juga sebagai petani ini.

Nur Waluyo, salah satu peternak sapi di Desa Polengan Kecamatan Srumbung, mengaku rutin memakai jasa Yasmudi untuk memijat sapi-sapi miliknya.

Nur mengakui memijat sapi adalah pekerjaan yang tidak mudah dan memiliki tingkat resiko tinggi. Dia pun biasa memberi ongkos pijat sesuai resiko itu.

"Kalau sapi saya sedang benar-benar sakit dan berukuran besar, saya beri lebih banyak Rp 50.000 - Rp 200.000 per ekor. Karena dia (pemijat) bisa saja kena tendangan kaki sapi, bisa berbahaya," ujarnya. (Kontributor Magelang, Ika Fitriana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini