News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

16 Warga NTT Pilih Bergabung ke Timor Leste

Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo menunjuk ke arah wilayah Timor Leste di jembatan tapal batas yang menghubungkan wilayah Indonesia dengan Timor Leste di Atambua, di Pos Mataain, Desa Silawan, Tasifeto Timur, Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (20/12/2014). Dalam kunjungan tersebut Presiden Jokowi meninjau kondisi fisik Pos Perbatasan Indonesia-Timor Leste dan mewawancarai para petugas dalam menjaga perbatasan. Tribunnews/HO/Setpres/Agus Suparto

Tribunnews.com, Kupang - Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), Jefry Unbanunaek menyatakan, adanya warga NTT yang memilih menjadi warga negara Timor Leste, merupakan tamparan keras buat Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

Menurut Jefry, kunjungan dari sejumlah pejabat pusat ke perbatasan Indonesia-Timor Leste, mulai dari level Menteri hingga Presiden Joko Widodo, seperti tidak ada dampaknya bagi masyarakat di wilayah tersebut.

“Ini sebuah tamparan keras bagi Pemerintah Indonesia, khususnya Gubernur NTT sebagai perpanjangan tangan pemerintah Pusat yang berada di Daerah. Saya melihat lebih banyak acara seremonial dari pejabat Daerah untuk menerima kunjungan-kunjungan dari pejabat pusat tetapi manfaat dari kunjungan belum berdampak positif dan nyata bagi masyarakat NTT,” kata dia kepada Kompas.com, Jumat (2/10/2015).

Warga eks Timor-Timur, lanjut Jefry, yang sudah 16 tahun meninggalkan kampung halaman dan sanak saudara mereka, sebagai bentuk kecintaan dan kesetiaannya kepada merah putih, namun tidak pernah diperhatikan.

Jefry mengatakan, kembalinya 16 warga Kabupaten Kupang dan Kabupaten Belu ke Timor Leste, tentu menjadi hak asasi setiap manusia untuk mendapatkan hidup yang lebih layak dan lebih baik, tetapi ini sebagai tanda bahwa Indonesia dalam hal ini Pemerintah Provinsi NTT belum mampu menjawab persoalan yang ada, khususnya warga eks Timor-Timur.

“Jangan melihat mereka sebagai pengungsi, karena pengungsi itu hanya sesaat dan warga eks Timor-Timur sebagai pejuang sejati dan negara Indonesia dan tentunya pengorbanan ini mestinya dihargai khusus,” kata Jefry.

Karena itu Jefry berharap, pemerintah harus mengurus tuntas semua persoalan bagi warga eks Timor Timur khususnya perumahan dan lahan.

Sebelumnya diberitakan, 16 orang warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga adalah warga eks Timor Timur (Timtim) memilih bergabung kembali (repatriasi) menjadi warga negara Timor Leste.

Dari ke-16 warga tersebut, 11 orang di antaranya selama ini tinggal di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, dan lima orang tinggal di Kampung Sukabitetek, Desa Leontolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu. Mereka akan difasilitasi oleh Circle of Imagine Society (CIS) Timor wilayah Kupang dan Belu.

Wakil Koordinator CIS Timor, Atambua, Anato Bonito Moreira kepada Kompas.com, Jumat (2/10/2015) mengatakan, 11 orang dari Kabupaten Kupang akan menuju ke Baugia, Distrik Baucau, dan lima orang akan ke Same, Timor Leste.

“Pada Sabtu (3/10/2015) esok, mereka akan ke Motaain dan akan dijemput oleh teman-teman dari Dili, Timor Leste, yang tergabung dalam Grupu Serviso Ba Repatriasaun yang juga termasuk dalam jaringan repatriasi mandiri ini yang akan menjemput di batas Motaain dan mengantarnya ke lokasi tujuan mereka masing-masing,” kata Anato.

(Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini