Laporan wartawan Surya, Miftah Faridl
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Tangis haru mewarnai pemakaman Soekris Winarto, teknisi pesawat Aviastar nomor penerbangan MV 7503 di Tempat Pemakaman Umum Praloyo, di Lingkar Timur, Candi, Sidoarjo, Kamis (8/10/2015).
Istri Soekris, Yustina Hanistin dan anaknya Brian, tak hentinya menangis saat doa bersama dipanjatkan di rumah duka di Perum Mutiara Citra Asri Cluser Citra Taman Sari Blok Q.3 Nomer 04 Desa Boro, Kecamatan Tanggulangin.
Mata kedua orang terdekat Soekris itu terus mengeluarkan air mata sembari memanjatkan doa puja puji.
Brian yang biasanya ceria, berubah menjadi sedih ketika melihat peti jenazah ayahnya.
"Beliau orangnya baik. Tidak banyak bicara tapi pergaulannya luas. Dengan orang, beliau baik sekali. Sebelum terbang beliau ngopi dengan warga dan ngobrol-ngobrol masalah akik," ujar Robertus, tokoh Gereja Katholik di lingkungan perumahan.
Setelah prosesi doa bersama, jenazah Soekris di bawa ke pemakaman menumpang ambulance.
Bendera merah putih membalut peti mati bapak 1 anak ini.
Keluarga dekat almarhum ikut mengantarkan Soekris ke tempat peritirahatan terakhir yang lokasinya 4 kilometer dari rumah duka.
Seorang Romo memimpin doa terakhir sebelum jenazah Soekris diturunkan ke liang lahat.
Nyanyian doa berkumandang silir mengantar penguburan Soekris.
Adik Soekris, Soekris Trihartono tampak tegar mengikuti prosesi pemakaman.
Perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi di Polrestabes Surabaya itu sabar melayani para pewarta yang meliput pemakaman.
"Puji syukur jenazah kakak saya ditemukan dan sekarang dimakamkan. Keluarga berharap kakak saya tenang di sisi-Nya," harapnya.
Tri mengenang sosok kakaknya sebagai pribadi yang tertutup dan tak banyak bicara.
Dia menceritakan, sebelum bergabung dengan Aviastar 14 bulan lalu, kakaknya adalah mekanik Maskapai Merpati.
Sampai saat ini status Soekris di Merpati pun tak begitu jelas pasca likuidasi.
"Orangnya tertutup tetapi dia sangat mudah bergaul. Kakak saya lulusan sarjana teknik dan beberapa kali ikut sekolah penerbangan. Hidupnya memang tak bisa jauh dari pesawat. Selesai di Merpati, dia bergabung dengan Aviastar sampai akhir hayatnya," ungkap Tri.
Soekris meninggalkan satu istri dan anak semata wayang yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar.
Tri mengatakan, kakaknya sosok yang bertanggungjawab meski hidupnya lebih banyak dihabiskan di udara.
Setiap dua minggu sekali Soekris pulang.
Soal santunan, Tri mengaku keluarga belum memikirkan.
"Keluarga masih fokus ke almarhum. Pengurusan sampai pemakaman kakak kan butuh waktu lama. Jadi kemungkinan baru beberapa hari ke depan kita akan urus (santunan)," imbuh Tri.
Sebelum ditemukan, keluarga masih berharap ada keajaiban dengan menggelar doa bersama agar ada kabar baik yang menyebutkan Soekris bisa pulang dalam keadaan hidup.
Namun, takdir berkata lain. Soekris bersama dua awak dan tujuh penumpang ditemukan tewas.
Pesawat jenis PKBRM/DHC6 milik Aviastar itu membawa 7 penumpang dan 3 kru dengan nomor penerbangan MV 7503.
Pesawat itu diterbangkan Kapten Iri Afriadi dan Kopilot Yudhistira dan Soekris sebagai teknisi pesawat.
Sedangkan 7 penumpang yang berada di dalam pesawat tersebut diketahui bernama Nurul Fatin M, Lisa Falentin, Riza Arman, Sakhi Arqam, M. Natsir dan dua bayi bernama Afif dan Raya.